TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan buku yang berisi testimoni dan kisah 50 pegawainya dalam memerangi suap. Menurut Direktur Utama PLN Nur Pamudji, buku berjudul Saatnya Hati Bicara itu bertujuan menghidupkan semangat PLN untuk bersih dari praktek suap dan korupsi.
"Untuk bangkitkan semangat mewujudkan PLN bersih. Bahwa banyak karyawan yang alami kejadian, tapi mereka buat keputusan tidak mau ambil suap," kata Nur Pamudji saat ditemui dalam launching dan bedah buku Saatnya Hati Bicara di kantor pusat PLN, Jakarta, Kamis, 27 Maret 2013.
Indonesia Corruption Watch (ICW) menyambut baik peluncuran buku tersebut. Menurut Koordinator IC Danang Widoyoko, buku Saatnya Hati Bicara merupakan suatu bentuk aksi komunikasi untuk melawan dominasi kekuasaan dan melawan sistem dominasi politik yang besar.
"Buku ini bagus karena jadi suatu bentuk komunikasi untuk menjadikan kontrol. Kisah-kisah ini bisa jadi contoh dan praktek-praktek suap harus dihentikan," ujarnya.
Cita-cita membangun PLN bersih, ujarnya, perlu dibangun secara terus-menerus agar menjadi sebuah kebiasaan. Untuk mencegah praktek suap, perlu dibangun integritas dan komunikasi.
"Whistle blower system juga perlu dibangun agar praktek suap tidak terjadi di struktur PLN. Perlu tindakan bersama agar pengawasannya menjadi baik," ujarnya.
Danang mengaku pernah melakukan penelitian di instansi pemerintah, bagaimana promosi dan mutasi tergantung budi baik kepada atasan. "Atasan punya hajat, panitia, semua staf dibentuk. Panitia konsumsi cari duit. Korupsi jadi hal yang normal dan wajar," kata dia.
ROSALINA
Topik Terhangat: Serangan Penjara Sleman || Adi Vs Eyang Subur || Harta Djoko Susilo ||Agus Martowardojo
Berita Terkait:
Tahanan LP Sleman Sempat Dianiaya Sebelum Ditembak
Asal-usul Peluru di Penjara Cebongan Sleman
Drama 14 Jam Serangan Penjara Cebongan Sleman