TEMPO.CO, Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro membentuk konsorsium lokal untuk menyelamatkan klub Persibo Bojonegoro. Embrio pembentukan konsorsium lokal diawali dari pertemuan manajemen Persibo, kalangan pengusaha, dan Bupati Bojonegoro Suyoto.
Pertemuan yang berlangsung di Pendopo Bupati Bojonegoro, Senin malam, 1 April 2013, itu menyepakati pembentukan konsorsium lokal yang akan menjadi pendukung utama tim. Namun konsorsium investor itu baru akan menggerojokkan dana jika Persibo lolos di liga Indonesia, hasil penggabungan LPI dan LSI, tahun 2014 mendatang.
Lukman Wafi, mewakili pemerintah Bojonegoro, mengatakan, pertemuan semalam untuk membantu Persibo yang tengah mengalami krisis keuangan. Konsorsium lokal tersebut akan dibentuk oleh berbagai unsur masyarakat. ”Ya, rencana tersebut sudah jelas,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 2 April 2013.
Lukman mengatakan, banyak pemerhati sepak bola yang ingin Persibo bangkit. Buktinya, dalam pertemuan semalam, panitia berhasil mengumpulkan duit sebesar Rp 90 juta. Uang itu hasil saweran sejumlah pengusaha, Bupati Bojonegoro, beberapa pejabat, dan suporter Persibo.
Uang tersebut, kata Lukman, akan digunakan sebagai uang saku pemain Persibo Bojonegoro. Laskar Angling Darmo akan bertanding melawan klub asal Hongking Sun Hua untuk laga lanjutan Asian Football Federation di Stadion Manahan Solo, Kamis, 4 April 2013.
Nantinya, konsorsium lokal ini akan melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan konsorsium utama Persibo Bojonegoro, PT Liga Prima Indonesia Suportindo, yang juga operator IPL. Tidak dijelaskan secara terperinci model kerja sama yang akan diajukan tim panitia konsorsium lokal. “Konkretnya nanti kami sampaikan,” kata Lukman, yang sehari-hari menjabat Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Bojonegoro ini.
Lukman, yang kini ditunjuk sebagai CEO Persibo Bojonegoro, mengaku sudah mendapat informasi soal bantuan dana Rp 200 juta dari PSSI. Tetapi, bantuan untuk gelaran AFC itu akan dipergunakan nanti. Yang terpenting sekarang ini bagaimana Persibo bisa tetap eksis menghadapi sejumlah agenda program ke depan.
Selama ini, Persibo Bojonegoro tengah dalam krisis. Untuk kebutuhan operasional sehari-hari saja, manajemen klub sudah ngos-ngosan. Dana untuk kebutuhan makan, asupan gizi, latihan, dan sebagainya sangat minim. Selain itu, para pemain belum ada yang diikat kontrak. “Ya, kami memang harus kerja keras,” ujar Lokal Media Officer Persibo Bojonegoro, Imam Nurcahyo.
Persibo masih terikat untuk ikut dalam pertandingan, baik di IPL maupun untuk kompesiti di AFC. Namun kondisi yang compang-camping membuat Persibo terus bermain buruk. Bahkan, saat tim ini bertanding melawan New Radiant, Persibo kalah telak 7-0 di Stadion Manahan Solo, 14 Maret 2013 lalu. Laskar Angling Darmo bermain seadanya.
SUJATMIKO