TEMPO.CO, Jakarta - China Development Bank Corporation mengucurkan pinjaman senilai US$ 700 juta atau sekitar Rp 6,7 triliun untuk perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Jawa Tengah. Pinjaman ini diberikan kepada PT Sumber Segara Primadaya (S2P) selaku penggarap proyek tersebut.
Menurut Direktur Keuangan S2P Beni Maturbongs, dana yang diperlukan untuk membangun PLTU Cilacap mencapai US$ 900 juta. untuk menutupi kekurangannya, S2P akan mengucurkan dana internal dan kredit darui sumber lain. Rencananya pembangunan PLTU Cilacap dilakukan tiga bulan mendatang. "Kami menargetkan proyek ini selesai pada 2016," kata dia usai menandatangani perjanjian pinjaman dengan China Development Bank di Jakarta, Rabu, 3 April 2013.
Direktur Utama S2P Mohamad Rasul mengatakan kredit dari bank Cina memiliki tenor 11 tahun. Bunga yang dikenakan mengacu pada London Interbank Offered Rate (LIBOR) ditambah 5,3 persen per tahun.
Setelah diperluas, PLTU Cilacap bisa memasok listrik sebesar 4.300 gigawatt jam per tahun. Pembangkit ini memasok listrik untuk jaringan suplai Jawa-Bali. Lokasinya berada di Desa Karang Kandri, Adipala, berdekatan dengan pembangkit lama yang memiliki kapasitas 2x281 Megawatt.
S2P adalah perusahaan patungan antara PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan PT Sumber Sakti Prima. PJB, anak usaha PT PLN (Persero), menguasai 49 persen saham S2P. Sedangkan Sumber Sakti Prima menguasai 51 persen.
BERNADETTE CHRISTINA