Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Senjata Kuno Ungkap Dua Spesies Hiu  

image-gnews
Hiu yang muncul di teluk California Oktober 2010 (Reuters)
Hiu yang muncul di teluk California Oktober 2010 (Reuters)
Iklan

TEMPO.CO, New York - Tim ilmuwan Amerika Serikat menemukan dua spesies baru ikan hiu lewat senjata tajam. Sejumlah koleksi senjata tajam yang terbuat dari gigi hiu mengungkapkan dua spesies hiu yang lenyap dari terumbu karang di Kiribati. Bahkan keberadaan dua jenis hiu itu sebelumnya tidak pernah diketahui oleh para ilmuwan.

Sampai sekitar 130 tahun lalu, penduduk Kepulauan Gilbert--yang membentuk sebagian besar Republik Kiribati di Samudera Pasifik--menggunakan gigi hiu hitam (Carcharhinus obscrus) dan hiu sirip totol (Carcharhinus sorrah) untuk membuat pedang, tombak, belati, dan senjata menakutkan lainnya.

Kini hiu sirip totol dapat ditemukan di perairan dekat Australia dan Indonesia. Sedangkan hiu hitam kerap terlihat beredar di perairan dekat Fiji. Namun, tidak satu pun di antara kedua spesies hiu itu yang sekarang dijumpai di sekitar Kiribati.

"Kami kehilangan dua spesies hiu, bahkan sebelum kami tahu mereka ada," kata Joshua Drew, seorang ahli ikan dari Universitas Columbia di Amerika Serikat, Kamis, 4 April 2013.

Drew mengatakan, hiu telah lama menjadi bagian utama dari budaya penduduk Kepulauan Gilbert. Predator utama di lautan itu banyak memainkan peran dalam berbagai mitos dan ritual di Kiribati. Adalah para penjelajah Eropa yang pertama kali mencatat kerajinan tangan senjata tajam dari gigi hiu saat mereka datang ke Kepulauan Gilbert pada akhir 1700-an.

Dalam catatan itu disebutkan, para penduduk lokal yang mahir membuat senjata akan melubangi gigi hiu pada bagian tengah. Mereka lantas mengaitkan beberapa gigi hiu pada sebilah kayu dengan serat kelapa dan rambut manusia. Hasilnya menakutkan. "Sebuah senjata dengan sisi bergerigi tajam," ujar Drew.

Penemuan dua spesies hiu berangkat dari ketidaksengajaan. Awalnya, Drew dan rekan-rekannya sedang mencari cara untuk memperkenalkan upaya konservasi hiu ke dalam budaya penduduk Kepulauan Gilbert. Ketika sedang mencari referensi di Museum Sejarah Alam di Chicago, seorang antropolog museum, Christopher Philipp, menawari mereka untuk melihat koleksi senjata kuno berbahan gigi hiu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Drew langsung menyambar tawaran menarik tersebut. Bentuk, pola gerigi, dan fitur lain dari gigi hiu yang terpasang pada senjata tajam dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies hiu. Ini berarti Drew dan rekan-rekannya bisa mencari tahu jenis hiu apa saja yang sudah dikenal oleh penduduk Kepulauan Gilbert.

Menggunakan buku panduan lapangan dan koleksi rahang hiu milik museum, Drew dan timnya mengidentifikasi gigi dari delapan spesies hiu pada 122 senjata dan koleksi gigi dari Kepulauan Gilbert. Hiu silvertip (C. albimarginatus) merupakan spesies hiu yang paling umum digunakan. Gigi hiu itu menghiasi 34 senjata. Senjata juga dibuat dari gigi hiu moncong putih, hiu macan, hiu biru, dan hiu martil.

Yang paling mengejutkan tentu saja penemuan gigi hiu hitam dan hiu sirip totol. Sebab, Drew mengatakan, tidak ada ilmuwan yang pernah mencatat keberadaan dua spesies hiu tersebut di terumbu karang Kepulauan Gilbert.

"Tampaknya hiu hitam dan hiu sirip totol telah diburu sampai habis sebelum para ilmuwan mengetahui keberadaannya di daerah itu," tulis Drew dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE hari ini.

Perburuan hiu untuk diambil siripnya mulai berlaku intensif di Kepulauan Gilbert pada awal 1900-an. Tak terhitung berapa jumlah hiu yang tewas. Namun, pada dekade 1950, para nelayan telah mengumpulkan sekitar 3,5 ton sirip hiu dari perairan Kepulauan Gilbert. Itu baru siripnya. Bisa dibayangkan betapa masif perburuan hiu di sana. Kini para ilmuwan memperkirakan sekitar 100 juta hiu dibunuh setiap tahun di seluruh dunia.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

12 hari lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

39 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.


Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

44 hari lalu

Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) tertidur usai dibius di pahanya di Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu, 4 Februari 2024. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mengevakuasi seekor Harimau Sumatera berjenis kelamin betina, setelah masuk ke kandang jebak yang dipasang karena sebulan terakhir mendapatkan laporan hewan dilindungi itu memakan ternak warga. ANTARA/Iggoy el Fitra
Penyebab Harimau Sumatera Masuk Kampung dan Timbulkan Konflik Manusia dan Satwa Liar

Ekolog satwa liar Sunarto menjelaskan konflik Harimau Sumatera dengan manusia akibat beberapa faktor termasuk kondisi individual dan habitatnya.


Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

5 Maret 2024

Petugas BKSDA Aceh bersama tim dokter hewan membedah bangkai gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) saat proses nekropsi di kawasan Hutan Desa Lancong, Sungaimas, Aceh Barat, Aceh, Rabu, 20 Desember 2023. Sampel organ yang diambil di antaranya cairan usus, limpa, hati, darah, potongan usus, jantung, dan kotoran guna uji laboratorium untuk memudahkan proses penyelidikan penyebab kematian. ANTARA/Syifa Yulinnas
Empat Satwa Kunci Aceh Terancam Deforestasi

BKSDA Aceh mengkhawatirkan dampak deforestasi terhadap satwa liar. Ancaman tertinggi dihadapi empat satwa kunci di hutan Aceh.


Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

3 Maret 2024

Aktivis dari People for The Ethical Treatment of Animal (PETA) mengenakan topeng kodok saat aksi menuntut mengakhiri impor paha kodok di depan Kedutaan Besar Prancis, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024. PETA mendesak Pemerintahan Prancis untuk berhenti menyokong industri kodok yang kejam dan mengajak semua orang untuk mengakhiri kekejaman terhadap hewan dengan menjadi vegan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Peringati Hari Satwa Liar Sedunia, Apa yang Dilakukan Sutradara Katie Cleary?

Peringati Hari Satwa Liar Sedunia sangat penting. sebab kehidupan manusia tidak akan terlepas dari binatang. lalu apa yang harus dilakukan?


Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

28 Februari 2024

Sidang perkara perdagangan orang utan dengan terdakwa Ramadhan dan Reza Heryadi di PN Medan. Foto: Istimewa
Mau Jual Anak Orang Utan ke Luar Negeri, Dua Warga Aceh Tertangkap di Medan

PN Medan memvonis dua warga Aceh karena terbukti menangkap dan hendak menjual dau ekor anak orang utan ke luar negeri


Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

27 Februari 2024

Tim INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint System) Polres Aceh Selatan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kematian harimau sumatera di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) Desa Ibuboh, Kecamatan Meukek, Aceh Selatan, Aceh, Kamis 26 Agustus 2021. Olah TKP tersebut dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan barang bukti yang akan menjadi titik terang atau petunjuk dalam mengungkap kasus kematian tiga ekor harimau sumatera di kawasan itu. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Khatib Masjid Aceh Dibekali Fatwa Larangan Perburuan Satwa Liar

Sebanyak 35 khatib masjid di Aceh diberi bekal pengetahuan soal larangan berburu satwa liar dan satwa dilindungi.


Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

18 Februari 2024

Seekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berada di kandang yang tak terawat di kebun binatang Medan Zoo, Sumatera Utara, Sabtu, 20 Januari 2024. Wali Kota Medan Bobby Nasution akan menutup sementara Medan Zoo selama dilakukan proses pembangunan dan perbaikan. ANTARA FOTO/Yudi
Kasus Kematian Harimau di Medan Zoo, Kebun Binatang Dianggap Penjara Berkedok Wadah Konservasi dan Edukasi Satwa Liar

Kematian beruntun lima harimau di Medan Zoo menuai kecaman organisasi global perlindungan satwa liar. Kebun binatang dinilai sebagai penjara satwa.


Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

13 Februari 2024

Seorang konservasionis dari pusat penelitian perikanan laut melepaskan hiu bambu bergaris coklat ke laut dalam upaya untuk meningkatkan populasi hiu di Rayong, Thailand, 1 Juni 2021. Para peneliti pekan lalu melepaskan 40 hiu bambu berpita coklat, berusia antara 2 dan 3 bulan, di terumbu karang buatan yang dibuat khusus pada kedalaman 18 meter (60 kaki). REUTERS/Kriengkrai Attanartwong
Laporan PBB: Situasi Satwa Liar di Bumi Mencemaskan

Hiu bambu dan tiga satwa liar yang hidup di Indonesia masuk dalam laporan PBB. Ribuan spesies yang bermigrasi dalam situasi mengkhawatirkan.


Penguin Kecil Bikin Penerbangan di Bandara Wellington Selandia Baru Delay

26 Januari 2024

Penguin di Bandara Wellington, Selandia Baru (Instagram/@wellingtonairport)
Penguin Kecil Bikin Penerbangan di Bandara Wellington Selandia Baru Delay

Penguin kecil ini merasa tidak nyaman karena suhu yang panas, akan dilepas ke alam liar setelah perawatan di kebun binatang.