TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan kajian pembangunan kereta trans Sulawesi rampung tahun ini. "Sehingga bisa segera dibangun," ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Inauguration and Seminar of IRSE Indonesian Section, Kamis, 4 April 2013.
Jalur yang pertama dibangun adalah kawasan yang cepat berkembang seperti antara Maklassar dan Pare-Pare di jalur pantai Barat. Kedua daerah itu, kata Bambang, berkembang pesat sebagai kawasan industri. Ia menyebut pergerakan barang cukup intens di dua wilayah tersebut. "Di Makassar dan sekitar Pare-Pare juga ada pelabuhan," ucapnya.
Bambang menuturkan, kajian masih diperlukan untuk menentukan sistem jaringan yang akan digunakan. Sedangkan trase kereta api nantinya ditentukan berdasarkan kesepakatan para stakeholder. Selain itu, ia melanjutkan, kajian penting untuk menghitung pendanaan.
Ia membandingkan pembangunan kereta api trans Sulawesi dan trans Sumatera. Untuk pembangunan trans Sumatera dengan panjang lintasan sekitar 2.000 kilometer, dibutuhkan dana Rp 65 triliun. Adapun jalur trans Sulawesi memiliki panjang kira-kira 2.000 kilometer.
Namun, nilai investasi pembangunan tersebut tidak semata-mata bergantung pada jarak. Bambang mengungkapkan. "Ini 'kan tergantung, apakah nanti dia flat atau naik-turun," ucapnya. Ia berpendapat, kemungkinan swasta akan tertarik untuk ikut melakukan investasi pembangunan kereta trans Sulawesi. Menurut Bambang, traffic di kawasan tersebut tinggi dan menarik bagi swasta.
Selain di Sulawasi, saat ini pun sedang dilakukan kajian untuk membangun kereta api di Bali. "Dari pusat ke daerahnya juga sudah padat sehingga membutuhkan penanganan segera agar tidak macet total," kata Bambang.
MARIA YUNIAR