TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi Hendri Saparini mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia jangan sampai menimbulkan masalah pada sisi yang lain. Ia melihat pertumbuhan Indonesia yang didukung oleh konsumsi swasta dan investasi berpotensi menimbulkan masalah fundamental.
"Investasi yang bertumbuh juga berdampak pada current account defisit," kata Hendri saat diskusi panel dalam Musyawarah Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia, Selasa, 9 April 2013.
Alasannya, investasi yang bertumbuh tidak didukung dengan pertumbuhan industri dalam negeri. "Sehingga yang terjadi tetap padat impor," katanya. Begitu juga pertumbuhan konsumsi swasta yang tidak dibarengi pertumbuhan sumber kebutuhan konsumsi.
Hendri mengetahui pemerintah optimistis soal pertumbuhan perekonomian dari fakta data yang ada. Hanya saja, realisasinya, tetap terjadi gap antara masyarakat kelas menengah dan kelompok lain di bawahnya.
Dari 20 persen pertumbuhan pengeluaran masyarakat kelas menengah, pengeluaran kelompok lainnya justru tumbuh dua kali lipat lebih besar. "Jadi bukan hanya angka pertumbuhan yang mencapai target, melainkan juga dampaknya ke sektor lain, misalnya sosial masyarakat," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia memang sudah dikoreksi terus. Meski begitu, ia mengklaim tren penurunan kemiskinan terus melandai. "Yang penting pertumbuhan kita berkualitas," kata Hatta.
Bahkan, meskipun investasi bertambah, Hatta berpendapat juga sudah dibarengi dengan pertumbuhan industri. "Kalau dari data memang impor barang modal masih besar. Itu dampaknya dua tahun lagi terlihat, dengan majunya produksi dalam negeri," ujarnya.
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada Februari mengalami defisit sebesar US$ 327,4 juta. Adapun secara akumulasi tahun berjalan (Januari-Februari) defisit mencapai US$ 402,1 juta. Defisit terutama disebabkan tekanan terhadap impor bahan bakar minyak.
AYU PRIMA SANDI
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita terpopuler lainnya:
3 Fakta Kapolda DIY Kontak Pangdam Sebelum Insiden
SBY: SMS Saya ke Anas Tidak Dibalas
Kisah Penjaga Mayat yang Memandikan Nurdin M Top
SBY Sudah Menduga Penyerang Cebongan Kopassus
SBY: Kami Menyayangi Anas Urbaningrum
Agustus, SBY Bakal Ganti Kapolri dan Panglima TNI