TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pembatasan impor daging sapi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia berdampak signifikan terhadap tingkat ekspor Selandia Baru atas komoditas tersebut. Untuk menjaga nilai transaksi, Selandia Baru kini menjajal untuk mengekspor daging domba muda (lamb) ke Indonesia.
"Sebagai permulaan, tahun ini mungkin kami akan coba dengan jumlah kecil dulu," ujar Komisioner Perdagangan Selandia Baru untuk Indonesia, Tim Anderson, ketika dijumpai di kantornya, Rabu, 10 April 2013.
Baca Juga:
Tim memaparkan sebelum adanya pembatasan impor daging yang diterapkan pemerintah Indonesia, nilai ekspor daging sapi dari negaranya ke Indonesia bisa mencapai hingga NZ$ 150 juta dalam setahun. Jumlah itu menurun signifikan hanya menjadi sebesar NZ$ 50 juta pada 2012 lalu.
Untuk itu, kata dia, Selandia Baru berencana melakukan diversifikasi ekspor ke Indonesia dengan menjajal ekspor daging domba yang sebelumnya telah sukses dilakukan mereka ke negara-negara timur tengah. "Sebagai percobaan, mungkin kami jajal sebanyak lima hingga 10 kontainer dulu di tahun ini," ujar Tim.
Ia yakin ekspor daging domba ke Indonesia ini jumlahnya akan terus meningkat, mengingat pasar Indonesia memiliki karakter yang sama dengan negara-negara di Timur Tengah yang mayoritas penduduk muslim. Apalagi, produk daging domba dari negaranya tersebut juga dijamin kehalalan dan kebersihannnya.
"Kami bisa menjamin seluruh produk daging kami bersih, sehat, dan halal," ia menegaskan. Selain daging domba, Selandia Baru berencana berekspansi dengan mengekspor ikan salmon dan makanan laut (seafood) segar lainnya ke Indonesia.
GUSTIDHA BUDIARTIE