TEMPO.CO , Kendari: Ikan Napoleon atau dalam bahasa latinnya Cheilunus Undulatus di perairan Sulawesi Tenggara terancam punah. Populasinya terus menurun akibat maraknya perburuan ilegal oleh nelayan. Maklum saja ikan itu memiliki harga yang terbilang mahal.
Nelayan Kendari biasa menjual Ikan Napoleon Rp 500-700 ribu per kilogram. Namun satu kilogram ikan Napoleon matang bisa mencapai harga dua kali lipat. Mahalnya harga ikan ini jelas menggiurkan nelayan. “Populasinya kian menyusut dari tahun ke tahun,” kata Laode Ridwan, Kepala Bidang Budi Daya Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sulawesi Tenggara.
Ikan Napoleon tergolong langka berdasarkan appendik II CITES (Convention on International Trade In Endangered Species). Sehingga peragangannya dibatasi. Berdasarkan rekomendarsi Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Sulawesi Tenggara hanya mendapat quota ekspor 250 kilogram pada tahun 2013. Padahal di tahun 1990-an perdagangannya mencapai hitungan ton . “Ikan Napoleon diekspor ke Hongkong,” kata Lode Ridwan.
Laode Ridwan menuturkan pemerintah telah menetapkan standar ketat dalam mengendalikan populasi dan keberlanjutanya. Batasan itu berdasarkan ukuran, jenis komuditas ekspor dan berat yang hanya dibatasi satu sampai tiga kilogram saja per ekor. Selama ini penjualan ikan tetap disarankan menggunakan pesawat. Alasannya penjualan di tengah laut berpotesi merugikan negara.
“Ikan ini lambat berkembang biak dan disenangi orang, di tingkat nelayan harganya tinggi makanya tingkat eksplotasi tinggi,” kata dia. “Padahal ada aturan perdagangan dan dikonsumsi. Yang boleh diekspor hanya ikan dengan berat satu sampai 3 kilogram, kurang 1 kilogram harus dilepas, sementara berat lebih dari tiga Kilogram juga harus dilepas agar bisa jadi indukan.”
Di Sulawesi Tenggara pesebaran jenis ikan Napoleon bisa ditemui di sekitar perairan Wakatobi, Lasolo, Konawe Utara dan perairan Tiworo . Ikan Napoleon merupakan jenis ikan demarsal atau ikan yang hidup di dasar. Ikan Napoleon merupakan predator atau pemakan bioata laut yang merusak terumbu karang. Dengan menyusutnya populasi ikan tersebut, perusak karang kian tumbuh subur sehingga terumbu karang banyak yang rusak.
ROSNIAWANTY FIKRY
Topik terhangat:
Penguasa Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita Nasional Tempo
Video Polisi Bali Terpopuler YouTube Pekan Ini
Pagi Ini Andi Mallarangeng Siap Buka-bukaan
Soal SMS SBY ke Anas, Ini Kata Pengacara Anas