TEMPO.CO, Jakarta--Dinas Kesehatan bersama sejumlah tim akan melakukan audit medis terkait dengan dugaan kasus malpraktik yang menimpa Edwin Timothy (2,5 bulan), bocah yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati akan meminta Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur untuk mengawasi proses audit.
"Kami sudah mendengarkan penjelasan rumah sakit tapi tidak ingin mendengarkan satu pihak saja. Jadi bisa fair," kata Dien di Balai Kota, Kamis, 11 April 2013. Dari sisi izin, dokter yang merawat Edwin sudah mengantonginya secara resmi dan tidak ada masalah soal itu.
Namun Tim audit, kata Dien, akan melihat standar operasional prosedur yang dijalankan oleh dokter dan rumah sakit apakah sudah sesuai atau belum ketika memutuskan memotong jari Edwin. Sebab menurut Dien, dalam hal amputasi, dokter harus meminta persetujuan dari pihak keluarga.
"Dan yang memotong pun harus dokter bedah spesialis ortopedi (tulang)," ucap Dien. Audit yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin pekan depan bertujuan untuk mengungkap ada tidaknya kelalaian di level tertentu. Sebab kesalahan tidak hanya terjadi pada individu saja tapi bisa juga menimpa level tertentu, seperti pihak rumah sakit misalnya.
Tim audit juga akan melihat rekam jejak perawatan yang dijalani oleh Edwin. "Mulai dari sakit yang diderita, perkembangan perawatan, hingga obat yang dikonsumsi," kata Dien.
Kadis Kesehatan menambahkan tim yang akan dilibatkan dalam audit medis nanti ada dari Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan, dokter anak dokter bedah, dan dokter spesialis tulang. Pihaknya mengatakan proses audit akan memakan waktu sekitar dua hari.
Terkait dengan sanksi, Dien menyatakan akan tergantung dari hasil audit nanti. Sanksi pun bisa dalam bentuk banyak hal, diantaranya teguran dan peringatan. "Pencabutan izin juga bisa," kata dia.
Seperti diberitakan, jari telunjuk Edwin mengalami amputasi saat menjalani perawatan di RS Harapan Bunda. Edwin diduga menjadi korban malpraktik mengingat pihak orang tua tidak diberitahu ihwal amputasi. Bahkan, saat menjalani amputasi Edwin tidak sedang berada di ruang operasi dan diberikan obat bius.
ADITYA BUDIMAN
Topik Terhangat:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas
Berita lainnya:
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers
Spanduk Pro-Kopassus Bertebaran di Yogyakarta
Aktif di Twitter, Ini Pesan Anggota DPR untuk SBY
Pargono Terus Meneror, Asep Hendro Pasrah