TEMPO.CO, Tepi Barat - Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mengajukan pengunduran dirinya kepada Presiden Mahmoud Abbas, Rabu, 10 April 2013. Langkah ini sudah diduga sebelumnya, menyusul keretakan hubungan antara keduanya terkait dengan kebijakan pemerintahan.
Abbas dijadwalkan kembali ke Tepi Barat dari Yordania pada hari Kamis, 11 April 2013. Belum jelas apakah ia akan menerima pengunduran diri ekonom jebolan Amerika Serikat itu atau tidak.
Seorang juru bicara di kantor Fayyad menolak untuk mengomentari laporan tersebut. Sebelumnya, santer beredar rumor bahwa Abbas akan memecat Fayyad setelah perdebatan politik internal.
Pemerintah Barat telah menawarkan dukungan kuat terhadap Fayyad sejak dia menjadi perdana menteri pada tahun 2007. Dia dianggap sebagai arsitek dalam upaya pembangunan negara Palestina. Mundurnya Fayyad bisa memperumit hubungan Abbas dengan Barat.
Hubungan keduanya memburuk bulan lalu ketika perdana menteri menerima pengunduran diri menteri keuangan Palestina, bertolak belakang dengan keinginan Presiden Abbad.
Fayyad pada awalnya berhasil merevitalisasi ekonomi Palestina yang lesu. Namun ia mengalami kesulitan tahun lalu ketika Israel dan Amerika Serikat menahan dana bantuan sebagai "hukuman" atas upaya Palestina untuk mencari status kenegaraan di PBB.
Penundaan dana bantuan berarti gaji pegawai sektor publik Palestina tak bisa dibayarkan. Hal Ini memicu protes jalanan.
Abbas menuduh Fayyad gagal untuk memprediksi gejolak dan mengeluarkan teguran yang belum pernah terjadi sebelumnya pekan lalu. Ia menyatakan kebijakan pemerintah saat ini: "Hanya berimprovisasi dan bingung dalam menghadapi masalah keuangan dan ekonomi."
Seorang diplomat senior di Yerusalem mengatakan negara donor pasti akan bereaksi dengan mundurnya Fayyad. "Mundurnya Perdana Menteri akan memiliki dampak serius terhadap hubungannya dengan masyarakat internasional," katanya. "Sulit untuk melebih-lebihkan betapa pentingnya Fayyad saat ini."
REUTERS | TRIP B
Topik terpopuler:
Sprindik KPK | Partai Demokrat | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas
Berita lainnya:
Kronologi Penangkapan Penyidik Pajak Pargono
Kisah 'Memalukan' Persibo Bojonegoro di Hong Kong
Pembalap Asep Hendro Pekerjakan Pemuda Garut
Video 'Damai' di Bea Cukai Bali Muncul di YouTube
Buat Akun Twitter, SBY Belum Targetkan Followers