TEMPO.CO, Boston - Bom yang meledak di ajang Boston Marathon, Senin, 15 April 2013, diperkirakan berdaya ledak rendah. Kata seorang penyidik federal, mereka menemukan dua bom yang tidak meledak di sebuah hotel di Boylston Street dan sebuah tempat terbuka. Dari temuan itu, mereka mengetahui bahwa paket yang digunakan dalam serangan itu adalah alat peledak mentah.
"Tak ada kandungan C-4, dan daya ledaknya rendah," ujar si penyidik di CNN. Sedangkan pejabat federal lain mengatakan, bom itu tidak ditujukan untuk kerusakan maksimum.
Kata seorang pakar teroris, dokter di ruang operasi sempat mengeluarkan serpihan mirip gotri atau baja bulat dari tubuh pasien. "Temuan itu menunjukkan bom dirancang untuk memuntahkan butiran gotri." Tapi pernyataan si pakar dibantah dokter Ron Walls dari Brigham and Women's Hospital. Kata Walls, puing yang ia keluarkan dari tubuh pasien tak seperti bantalan bola baja atau gotri.
"Benda asing yang kami keluarkan itu seperti bahan material di sekitar lokasi yang terdorong karena ledakan," ujar Walls. "Tapi bukan benda yang dengan sengaja dimasukkan ke rangkaian bom."
Di Brigham and Women’s Hospital, tim dokter merawat 31 korban ledakan. Usia pasien itu beragam, mulai dari 3 hingga 60-an tahun. Berdasarkan data, 10 pasien dalam kondisi serius, sedangkan dua orang tengah kritis.
Sedangkan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, ada 29 pasien dengan delapan orang dalam kondisi kritis. "Beberapa dari mereka harus menjalani operasi amputasi," ujar seorang juru bicara Rumah Sakit Massachusetts.
CNN | NY TIMES | CORNILA
Baca juga
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Kata Saksi Bom Boston
Ustad Indonesia Orang Berpengaruh di New York
Topik terhangat:
Partai Demokrat | Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Harta Djoko Susilo |Nasib Anas