TEMPO.CO, Chicago - Biro penyelidik federal (FBI) Amerika Serikat menyeret ke pengadilan seorang pemuda yang didakwa menyiapkan aksi teror setelah bergabung dengan al-Qaeda, Selasa 23 April 2013.
Pemuda tersebut adalah Abdella Ahmad Tounisi, 18 tahun. Remaja kelahiran daerah pinggrian Aurora, negara bagian Chicago, ini muncul di pengadilan pada Selasa, 23 April 2013, waktu setempat, setelah diketahui pihak berwajib bergabung dengan Jabhat al-Nusra, sebuah organisasi berafiliasi dengan al-Qaeda yang bertempur di Suriah.
Menurut konstruksi pemeriksaan FBI, dia mencoba bergabung dengan kelompok tersebut melalui sebuah website. Dalam situs tersebut pemuda ini juga menyerukan kepada para pembaca agar bergabung dengan saudara-saudara seiman untuk berperang di bawah panji-panji Islam.
Namun demikian, penangkapan tersebut tak lepas dari kritik karena tindakan pemerintah (FBI) dianggap belebihan.
"Situs ini tak dapat menciptakan kejahatan," kata Phil Turner, bekas jaksa federal yang sekarang menjadi pengacara di Chicago. "Teroris yang sesungguhnya tidak membutuhkan website untuk saling kontak. Mereka memiliki cara lain untuk berhubungan," ujarTurner.
Penyelidik federal, Turner menambahkan, kadang-kadang menggunakan internet untuk mendukung tugasnya karena berbiaya rendah dibandingkan dengan pengintaian tradisional.
Sebelumnya, Tounisi ditahan di bandar internasional O'Hare, pada Jumat, 19 April 2013, karena akan memasuki pesawat untuk penerbangan ke Suriah dengan maksud bergabung dengan pejuang di sana.
Dakwaan lain yang ditimpahkan ke pria berwajah lebih muda dari usianya ini adalah menyediakan material bagi para teroris asing. Jika semua dakwaan itu benar, maka dia bakal meringkuk dalam bui selama 15 tahun. Pengacaranya, Molly Armour, menolak berkomentar.
AL JAZEERA | CHOIRUL