TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pemukulan wartawan Harian Jogja oleh suporter Persis Solo mengundang reaksi Menpora Roy Suryo. Menpora meminta Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk segera menyelesaikan kasus itu.
"Kita harus kurangi betul kekerasan di lapangan dan menjaga sportivitas," kata Menpora di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Ahad, 28 April 2013.
Namun, Roy enggan terlibat terlalu jauh dalam penyelesaian kasus pemukulan ini. "Urusan mikro atau teknis saya serahkan kepada PSSI," ujarnya. Menpora berharap kasus ini diselesaikan dengan bijak oleh PSSI.
Kejadian pemukulan terhadap wartawan Harian Jogja berlangsung saat Persis Solo menjamu PSIM Yogyakarta, Sabtu, 27 April 2013. Wartawan harian itu yang bernama Jumali mengalami lebam di pipi kanan akibat pukulan seseorang yang menggunakan atribut suporter Persis Solo saat pertandingan berlangsung.
Menpora percaya PSSI sedang mengambil langkah benar. "Sudah on the track," kata Menpora. Menpora mencontohkan penyelesaian kasus pemukulan wasit Muhaimin oleh pemain Persiwa Wamena, Pieter Rumaropen, dalam pertandingan melawan Pelita Bandung Raya di Bandung. Dalam kasus itu, komisi disiplin PSSI menjatuhkan hukuman larangan bertanding seumur hidup kepada Pieter.
Contoh lain yang Menpora untuk mengatakan bahwa PSSI sudah berada di jalur yang benar adalah penyelesaian tunggakan PSSI kepada pelatih. "Sekarang kita tinggal tunggu (penyelesaian kasus) Blanco," ujarnya. Luis Manuel Blanco adalah pelatih asal Argentina yang digeser dari posisi kepala pelatih di tengah perjalanan kontrak.
Pada kesempatan terpisah, Wakil Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti mengatakan PSSI akan membawa kasus pemukulan wartawan itu ke komisi disipilin. Selain itu, La Nyalla juga mendorong agar kasus ini diselesaikan secara hukum oleh pihak yang bersangkutan. "Negara kita negara hukum, jadi harus diselesaikan secara hukum."
PSSI pernah beberapa kali menghukum klub atas ulah suporternya. Persebaya Surabaya pada 2006 pernah dihukum larangan dua tahun bertanding lantaran bonek membuat kerusuhan besar saat Persebaya menjamu Arema Malang. Hukuman itu akhirnya dipotong Ketua PSSI saat itu, Nurdin Halid, menjadi hanya tuiga kali larangan bertanding.
Pada 2008, Arema Malang pernah dihukum tak boleh memakai atribut suporter pada saat menonton pertandingan selama dua tahun. Hukuman ini dijatuhkan karena aremania, suporter Arema, membuat kerusuhan di Stadion Brawijaya Kediri dan merusak mobil-mobil di luar stadion.
GADI MAKITAN