TEMPO.CO, Surakarta -Kesadaran masyarakat untuk mencuci tangan sesudah beraktivitas yang berhubungan dengan kuman, ternyata masih rendah. Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta dokter Dhani Redhono, Sp. PD mengatakan kesadaran masyarakat untuk cuci tangan tidak lebih dari 30 persen.
Kesadaran masyarakat masih rendah. Banyak yang mengabaikan pentingnya cuci tangan dengan benar, katanya kepada wartawan di sela peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia di Sriwedari, Surakarta, Minggu, 5 Mei 2013. Dia mengakui memang sudah ada yang terbiasa cuci tangan, tapi baru sekadar membasuh dengan air.
Dia mengingatkan bahwa tangan yang kotor karena bersentuhan dengan tanah atau pagar besi, dapat menyebabkan penyakit. Tangan yang tidak bersih mengakibatkan penyakit diare dan cacar air. Kuman juga bisa menular ke orang lain saat keduanya berjabat tangan, ujarnya.
Karena dianggap sepele, kebanyakan orang mengabaikan pentingnya cuci tangan dengan benar. Tak terkecuali yang terjadi di instansi kesehatan. Dia mengatakan di RS Dr. Moewardi, angka kesadaran cuci tangan sekitar 70 persen. Target kami 98 persen, katanya.
Dhani meminta masyarakat membiasakan diri mencuci tangan setelah bersentuhan dengan benda yang diperkirakan mengandung kuman atau mencuci tangan saat akan makan. Agar mudah dan tidak lupa, dia menyarankan masyarakat membawa cairan antiseptik ukuran kecil sehingga mudah dikantongi atau diletakkan tas.
Namun dia mengingatkan tidak terlalu sering memakai cairan antiseptik. Dia menyarankan setelah lima kali memakai antiseptik, ganti membasuh dengan air. Sebab antiseptik terbuat dari bahan kimia.
Saat kampanye cuci tangan di Sriwedari, RS. Dr. Moewardi menggandeng program studi desain komunikasi visual (diskomvis) Institut Seni Indonesia. Ketua program studi Diskomvis ISI Surakarta Basnendar meminta masyarakat menempelkan tangan berlumur cat warna merah ke papan putih yang disediakan.
Cap tangan itu sebagai pertanda yang bersangkutan berkomitmen mencuci tangan. Setelah membuat cap tangan, lantas dibersihkan dengan air dan sabun. Saat itu kami sekaligus mensosialisasikan cara mencuci tangan yang benar sesuai standar kesehatan, katanya.
Salah seorang warga, Antoni mengaku hanya mencuci tangan saat akan makan. Saya tidak terbiasa selalu mencuci tangan sehabis beraktivitas seperti naik motor, ujarnya. Menurutnya mencuci tangan sebelum makan sudah cukup untuk menghindari penyakit yang menyebabkan diare.
UKKY PRIMARTANTYO