TEMPO.CO, Jakarta - Siswa kelas 6 sekolah dasar, jemaah Ahmadiyah di Kampung Wanasigra, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tetap mengikuti ujian nasional, Senin 6 Mei 2013.
Ada tiga sekolah dasar yang berdiri di sekitar Kampung Wanasigra, yakni SD Tenjowaringin 1 dan 2, serta SD Panenjoan. "Secara psikologis, mereka trauma," kata Yayat Hidayat, guru kelas 6 SD Tenjowaringin 1, saat ditemui Senin siang.
Meskipun trauma, kata dia, sebanyak 30 siswa jemaah Ahmadiyah tetap ikut ujian nasional. Kemarin, dia mendatangi rumah siswa, khususnya siswa kelas 6 yang akan mengikuti UN. "Mereka ketakutan," terang dia.
Menurut dia, sebanyak 70 persen siswa di sekolah itu adalah warga Ahmadiyah. Salma, salah seorang siswa pengikut Ahmadiyah mengaku tidak belajar menjelang UN. Setelah perusakan, dia mengungsi ke rumah bibinya. "Buku-bukunya tidak dibawa, jadi tidak menghapal," ucap dia.
Kepala Sekolah SD Tenjowaringin 1, Ahmad Hidayat berharap, pemerintah membantu pemulihan kondisi psikis anak-anak agar tidak trauma. Dalam kondisi trauma, kata dia, nilai ujian bisa saja anjlok. "Saya harap pemerintah membantu agar anak-anak tidak trauma terus-terusan. Saya juga berharap nilai mereka tidak anjlok," jelas dia.
Secara terpisah, Kapolres Tasikmalaya Ajun Komisaris Besar Widjonarko mengatakan, pihaknya masih memeriksa saksi-saksi terkait perusakan 24 rumah milik jemaah ahmadiyah. "Kami masih mengolah data yang didapat di lapangan," kata dia, di mapolres, Senin.
Dia berharap, dalam waktu dekat pihaknya dapat mengungkap pelaku perusakan masjid dan rumah jemaah ahmadiah di Tenjowaringin dan Singaparna.
CANDRA NUGRAHA
Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Baca juga:
Ini Motif Perbudakan Buruh Panci di Tangerang
Massa Bakar Al-Quran di Masjid Jemaat Ahmadiyah
Ini Kata Dubes Inggris Soal Kantor OPM di Oxford
Anwar Ibrahim Berkicau Menangkan Pemilu Malaysia