TEMPO.CO, Kediri - Sejumlah siswa Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) di Kediri mengerjakan soal ujian nasional di luar ketentuan. Bukannya menghitamkan kolom pilihan jawaban, para penyandang cacat ini justru menyilang atau melingkari lembar jawaban komputer tersebut.
Peristiwa ini terjadi di SDLB Putra Asih Kediri yang menyelenggarakan UN untuk 9 siswa mereka. Terdiri dari satu siswa tuna netra dan delapan siswa tuna rungu, mereka mengerjakan soal ujian dari Dinas Pendidikan seperti siswa lainnya. Bedanya, jika siswa pada umumnya menghitamkan kolom pilihan pada lembar jawaban, siswa-siswi SLB ini justru menyilang atau melingkarinya. Suatu kesalahan fatal yang bisa mengancam kelulusan peserta Unas. "Ini kesalahan pemerintah," kata Kepala SDLB Putra Asih Samsudin, Senin 6 Mei 2013.
Menurut dia, baru tahun ini anak didiknya diwajibkan mengerjakan UN setara dengan siswa sekolah umum. Sebelumnya anak-anak berkebutuhan khusus ini terbiasa memilih jawaban dengan cara menyilang atau melingkari. Sebab lembar jawaban yang diterima memang seperti itu. Cara ini dianggap lebih mudah dan sederhana bagi penyandang cacat.
Tiba-tiba saja sepekan menjelang UN, keluar edaran tata cara mengerjakan UN dari pemerintah kepada siswa SDLB agar seragam dengan siswa umum. Lembar jawaban yang diterima pun diganti dengan lembar komputer yang harus dihitamkan dengan pensil 2B. Hal ini membuat para guru kelabakan melakukan sosialisasi kepada siswanya. Meski telah melakukan latihan berulang kali, namun hasilnya tak maksimal. Anak-anak susah sekali menghitamkan kolom pilihan itu.
Alhasil, pada pagi hari tadi anak-anak SDLB tetap menyilang atau melingkari lembar jawaban yang diterima. Entah lupa dengan teknis menjawab yang diajarkan atau terlalu konsentrasi, mereka tak mengisinya sesuai ketentuan. Samsudin berharap hal ini mendapat perhatian dari pemerintah untuk memberi dispensasi atau kelonggaran kepada anak didiknya. "Kasihan kalau dianggap salah," katanya.
Pelaksanaan UN SD di Kota Kediri ini diikuti 5.224 siswa yang berasal dari 154 sekolah baik negeri maupun swasta. Sedangkan jumlah sekolah penyelenggara Unas sebanyak 146 sekolah.
HARI TRI WASONO
Topik Terhangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Baca juga:
Saling Pecat Di Tubuh Kadin Indonesia
Ekspor Gas Rugikan Negara
Bank BUMN Perlu Dimerger
Bakrie Telecom Merugi Rp 97,47 Miliar