TEMPO.CO, Jakarta - Enam anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang dijatuhi sanksi 10 tahun, mengancam akan membawa kasus tuduhan pemalsuan tanda tangan pada notula rapat Komite Eksekutif ke jalur hukum. Hal itu akan mereka lakukan jika Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin tidak berbicara di depan publik untuk menjelaskan ihwal pemalsuan itu.
"Djohar Arifin harus keluar dan membersihkan nama baik kami," kata Sihar Sitorus dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta, Selasa, 7 Mei 2013. Menurut Sihar, Djohar adalah aktor kunci yang bisa menjelaskan apakah tuduhan pemalsuan dokumen yang berujung pada dihukumnya enam anggota Komite Eksekutif itu benar atau tidak.
Sihar, didampingi Bob Hippy dan Sekretaris Umum Pengurus Provinsi PSSI Lampung Faisal Yusuf, menyatakan tuduhan itu sama sekali tidak benar. Faisal adalah salah satu saksi yang bersumpah bahwa Djohar Arifin menandatangani notula yang disodorkan padanya. "Saya berani mati hari ini kalau saya berbohong," kata Faisal.
Dokumen notula yang dimaksud adalah notula rapat Komite Eksekutif PSSI 7 Maret 2013 yang mengesahkan 18 Pengurus Provinsi PSSI. Para Pengurus Provinsi itu telah dilantik menggantikan pengurus yang dibekukan Djohar. Pengesahan itu terkait ketemtuan sebagai peserta Kongres Luar Biasa PSSI di Jakarta, 17 Maret 2013.
Hinca Pandjaitan sebagai ketua komisi disiplin menjatuhkan sanksi larangan beraktivitas di sepak bola Indonesia selama 10 tahun kepada Sihar Sitorus, Bob Hippy, Tuty Dau, Farid Rahman, Widodo Santoso, dan Mawardi Nurdin atas tuduhan memalsukan notula rapat tersebut, dan memalsukan tanda tangan Djohar.
Faisal mengatakan, ialah yang datang ke Medan, membawa notula rapat itu untuk ditandatangani Djohar pada 8 Maret 2013. Menurut Faisal, Djohar membaca dokumen itu tiga kali dan menandatanganinya pada pukul 08.30 di Bandara Polonia Medan sebelum terbang ke Malaysia.
Djohar, melalui Sekretaris Jenderal PSSI Hadiyandra, pernah memberi pernyataan bahwa memang ia menandatangani dokumen itu, tapi tidak mengakui isinya. Soal ini Faisal mengatakan dokumen itu tidak pernah diubah.
Bob Hippy mengatakan, dua atau tiga hari sebelum Kongres Luar Biasa PSSI dilaksanakan di Jakarta, 17 Maret 2013, dia, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, dan pihak Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), serta Djohar Arifin bertemu. Di pertemuan itu, Menpora bertanya kepada Djohar, Benarkah Pak Djohar menandatangani notulen ini? dan Djohar berkata benar, dia menandatanganinya," kata Bob.
GADI MAKITAN
Berita hangat:
Pemilu Malaysia | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry | Caleg
Berita Lainnya:
Akun Vitalia Sesha Pamer Foto di Twitter
Sejam Akun Twitter @hattarajasa Dijebol Hacker
Anas Urbaningrum, Sambal Pecel dan Hambalang
Begini Penyekapan Buruh Pabrik Panci Terbongkar
Siapa Vitalia Shesya, Teman Dekat Ahmad Fathanah?
Buruh Pabrik Panci yang Disekap Layak Dapat Rp 1 M