TEMPO.CO, Jakarta - Bigreds mengalami kekosongan kekuasaan atau vacuum power pada 2002 sampai 2004. Para pengurus bentukan awal tidak sempat melakukan regenerasi. Banyaknya pengurus yang masih mahasiswa sehingga kegiatan komunitas terbentur dengan kewajiban mereka menyelesaikan kuliah.
Sebagian besar anggota akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan kuliah terlebih dahulu. Struktur kepengurusan yang masih sangat prematur adalah penyebab kegagalan regenerasi. Tiga penggagas yang vokal dan militan pun dibenturkan pada prioritas rumah tangga dan akademik.
“Kami sempat vakum, tiga inisiator dan para pengurus lain punya prioritas lain,” kata Oscar, Wakil Presiden Bigreds, kepada Tempo, Selasa, 7 Mei 2013. Presiden Bigreds, Fajar Nugraha, menambahkan, “Saat itu kami belum sempat regenerasi karena masih sangat prematur.”
Kebangkitan muncul di awal tahun 2004. Tiga inisiator kembali untuk menghidupkan Bigreds yang mati suri. Ditambah Andhika, sebagai sang eksekutor ulung, yang membuat Bigreds menjadi hidup kembali. “Sejak saat itu mulai mediasi kembali,” tutur Oscar.
REZA ADITYA RAMADHAN
Baca Juga:
Bigreds Siap Menyambut Liverpool
PreWedding Gading Martin di Markas AC Milan
King Cantona Selalu di Hati Ronal Surapradja