TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pelanggan listrik prabayar PT PLN (Persero) bertambah 1,91 juta pelanggan per akhir 2012. Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Benny Marbun menyatakan, 80 persen pelanggan listrik prabayar adalah pelanggan baru, sementara 20 persen adalah pelanggan migrasi.
Benny mengatakan salah satu penyebab migrasi pelanggan adalah fluktuasi tagihan listrik yang kadang tak bisa diprediksi oleh pelanggan. "Terutama di daerah Indonesia Timur, karena rumah pelanggan jauh, petugas pembaca meter tidak disiplin dan melakukan perkiraan. Akibatya tagihan pelanggan ya naik turun. Memang ini tidak baik," kata Benny dalam diskusi dengan wartawan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa, 14 Mei 2013.
Menurut Benny, pelanggan akhirnya memilih menggunakan listrik prabayar agar lebih bisa mengukur konsumsi listrik mereka. Soalnya dengan model penagihan yang tak diukur pasti, jika pelanggan tak sanggup membayar listrik ada risiko denda keterlambatan pembayaran hingga pemutusan layanan listrik jika menunggak.
"Kami juga sebenarnya lebih mengapresiasi kepada pelanggan listrik prabayar yang bermigrasi," kata Benny.
Jumlah pelanggan listrik prabayar PLN tumbuh mendekati 100 persen dalam waktu setahun terakhir. Pada awal Mei 2012 jumlah pelanggan listrik prabayar PLN mencapai 5 juta pelanggan, sementara per 13 Mei 2013, jumlah pelanggan listrik prabayar telah mencapai 9,74 juta pelanggan. "Target 10 juta pelanggan prabayar mungkin bisa tercapai dalam 2 bulan lagi," kata Benny.
Listrik prabayar menggunakan model seperti voucher isi ulang telepon genggam, hanya saja tanpa masa kadaluarsa. PLN menyediakan voucher listrik prabayar dengan nominal Rp 50.000 hingga Rp 1 juta.
BERNADETTE CHRISTINA
Topik Terhangat
Teroris | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Berita Terpopuler:
Teka-teki Wiji Thukul, Tragedi Seorang Penyair
Menikah, Sefti Tak Tahu Fathanah Dibui 5 Tahun
Tri Kurnia, Istri Fathanah, Pernah Juara Sinetron