TEMPO.CO, Meksiko- Pemanasan iklim saat ini tengah melelehkan gletser Gunung Everest, menyusutkan 'jubah beku' puncak tertinggi di bumi ini sebesar 13 persen dalam 50 tahun terakhir sebagaiman yang telah ditemukan peneliti. Menurut Sudeep Thakuri, pemimpin penelitian dari University of Milan, batu-batu dan puing-puing alami yang sebelumnya tertutup oleh salju, sekarang muncul sebagai garis salju yang telah berkurang sepanjang 590 kaki.
Analisa puncak tertinggi tersebut telah disampaikan dalam suatu pertemuan Selasa lalu di American Geophysical, Cancun, Meksiko.Para peneliti percaya perubahan yang tengah terjadi disebabkan oleh efek rumah kaca yang dihasilkan manusia yang turut mengubah iklim global meskipun kepercayaan mereka ini belum didukung dengan dasar yang kuat.
Tim peneliti merekonstruksi sejarah glasial wilayah Gunung Everest dan sekitar 713 mil persegi taman Sagarmatha National dengan menggunakan citra satelit dan peta topografi Everest. Analisis statistik mereka menunjukkan bahwa sebagian besar gletser di taman nasional tengah menyusut pada tingkat yang semakin tinggi. Gletser kecil kurang dari satu kilometer persegi atau sekitar 247 hektar menghilang dengan sangat cepat, tercatat sebesar 43 persen terjadi penurunan di daerah permukaan sejak tahun 1960-an.
Suhu rata-rata telah meningkat sekitar 1 derajat Fahrenheit sejak tahun 1992. Berdasarkan data dari stasiun pengamatan iklim dan Departemen Hidrologi dan Meteorologi Nepal ditemukan curah hujan yang semakin menurun selama bulan-bulan pra-musim dan musim dingin sejak tahun 1992.
"Gletser Himalayan dan selubung es dianggap sebagai tangki air Asia karena menyimpan dan memasok hilir air selama musim kemarau," kataThakuri. "Penduduk bagian hilir berrgantung pada lelehan es untuk pertanian, minum dan kegiatan produksi lainnya."
Topik mencairnya gletser di Himalaya telah menjadi kontroversi. Laporan awal Intergovernmental Panel on Climate Change memprediksi gletser di wilayah itu akan menghilang pada 2035. Analisis berikutnya oleh misi satelit Gravity Recovery and Climate Experiment (GRACE) menunjukkan bahwa pencairan berada pada tingkat sepersepuluh dan beberapa wilayah berpotensi meningkat terutama di dataran tinggi Tibet.
Bagaimanapun, penelitian yang dipublikasikan tahun lalu tersebut menunjukkan bahwa gletser telah berkurang selama periode 30 tahun di dataran tinggi Tibet. Hal ini juga menunjukkan bahwa daerah-daerah yang bergantung pada salju selama musim hujan sangat rentan terhadap kenaikan suhu meskipun dalam skala kecil.
Dataran tinggi menjadi perhatian karena merupakan sumber utama air minum dan irigasi untuk lebih dari 1 miliar orang di Asia.
LATIMES | HOSPITA YS
Topik Terhangat
PKS Vs KPK | Edsus FANS BOLA | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh
Baca juga:
Minum Teh Panas Bareng Vitalia Sesha
Vitalia Sesha Berkisah tentang Rumah Tangganya
KPK Tangkap Tangan Penyidik Pajak
Fathanah Dikabarkan Simpan Istri di Bekasi