TEMPO.CO, Jakarta - Coronavirus baru yang sudah merengut 35 nyawa di Timur Tengah dan menginfeksi 40 orang itu kini dinamai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV). Banyak ilmuwan telah menyebutnya sebagai MERS, namun Coronavirus Study Group, kelompok yang terdiri dari para ahli dari seluruh dunia, meresmikan namanya pada hari Kamis.
"Nama ini didukung oleh penemu virus dan peneliti lain. Juga oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan oleh Departemen Kesehatan Arab Saudi. Kami sangat menyarankan penggunaan nama ini dalam komunikasi ilmiah dan lainnya," kelompok yang dipimpin oleh Raoul de Groot dari Universitas Utrecht di Belanda, dalam Journal of Virology.
Masalah penamaan virus bisa jadi sensitif. Biasanya, negara tidak ingin nama mereka dikaitkan dengan penyakit tertentu. Itulah sebabnya nama seperti "flu Hong Kong" tidak digunakan lagi, cenderung dinamai berdasarkan nama genetiknya seperti H1N1 atau H7N9.
MERS-COV terkait dengan Timur Tengah. Semua pasien berada di, atau telah melakukan perjalanan ke Yordania, Qatar dan Arab Saudi. Kasus yang terlihat di Prancis, Jerman, dan Inggris, mereka yang terjangkit terinfeksi oleh wisatawan dari negara-negara itu.
Para peneliti khawatir MERS akan menjadi wabah seperti halnya SARS pada tahun 2003 yang pertama kali terlihat di Cina. Organisasi Kesehatan Dunia akhirnya menetap pada nama sindrom pernafasan akut parah, atau SARS untuk penyakit dengan gejala itu.
Virus MERS adalah 'sepupu jauh' dari SARS. Coronavirus biasanya menyebabkan gejala flu seperti yang sering kita jumpai. Mers tampaknyaditularkan dari kelelawar pemakan serangga, lapor kelompok de Groot. "Kelelawar mungkin telah menginfeksi beberapa hewan lainnya, yang pada gilirannya menginfeksi manusia," kata mereka.
Tetapi virusnya bisa menular dari orang ke orang, terutama di rumah sakit. SARS menyebar dengan mudah di rumah sakit ketika melintas di seluruh dunia, menginfeksi hampir 8.000 orang dan membunuh 775 dari mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan ada lebih banyak pertanyaan daripada jawaban tentang MERS. "Kita tahu virus ini telah menginfeksi orang sejak 2012, tapi kita tidak tahu di mana virus ini hidup," kata WHO dalam sebuah pernyataan di situsnya.
NBC NEWS | TRIP B