TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat Agus Hermanto mengatakan target penerapan kurikulum baru 2013 terancam turun lagi. "Setelah penyesuaian kemungkinan bisa jadi dikecilkan dari 30 persen seperti target semula," kata Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 20 Mei 2013.
Semula pemerintah berencana menerapkan kurikulum baru pada 30 persen sekolah di tiap tingkatan. Penurunan target pelaksanaan dimungkinkan mengingat minimnya infrastruktur di sejumlah sekolah. "Makanya pelaksanaan kurikulum baru hanya diterapkan di sekolah yang siap secara infrastruktur."
Pelaksanaan bertahap ini, menurut Agus, untuk menyiasati keterbatasan anggaran. Tahun ini anggaran kurikulum hanya bisa cair sekitar Rp 600 miliar dari Rp 2 triliun yang direncanakan. Rencananya nanti malam Komisi Pendidikan menggelar rapat kerja dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh.
Salah satu yang akan dibahas adalah persetujuan pencairan dan penggunaan anggaran untuk kurikulum. "Nanti malam akan dibicarakan disetujui atau tidak anggarannya," ujar Agus.
Sebelumnya Nuh menyatakan kurikulum baru diterapkan bertahap mulai 15 Juli 2013. Untuk tahap awal, kurikulum 2013 diterapkan ke beberapa kelas, yakni sekolah dasar kelas 1 dan IV sedangkan untuk SMP dan SMA masing-masing kelas I. "Secara bertahap karena ini fase awal. Sehingga kami bisa kendalikan kalau ada kesalahan dan kekurangan," katanya.
Nuh menambahkan, tidak semua sekolah memberlakukan kurikulum baru pada tahun depan. Implementasi kurikulum 2013 hanya berlaku bagi sekolah dengan akreditasi A maupun yang belum terakreditasi. Saat ini pelaksanaan kurikulum 2013 dalam persiapan. Kementerian Pendidikan siap mencetak buku kurikulum baru untuk dibagikan ke sekolah.
IRA GUSLINA SUFA