TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Dharmaningtyas, mengatakan tarif progresif akan mendorong masyarakat Jabodetabek untuk menggunakan kereta rel listrik (KRL). "Tarif baru ini sangat efektif, khususnya untuk jarak yang lebih dekat," kata dia ketika dihubungi Tempo hari ini, Senin, 20 Mei 2013.
Tarif baru KRL, katanya dapat mengurangi kemacetan Jakarta lantaran pemakaian kendaraan pribadi. Jika jarak yang hendak dituju mampu ditempuh KRL, menurut Dharmaningtyas, buat apa menggunakan kendaraan pribadi. "Jelas tarif ini menguntungkan," kata dia.
Menurut dia, jika lima stasiun pertama hanya dikenai biaya Rp 3 ribu, ini merupakan perkembangan kebijakan yang lain. Sepanjang tahun 1976-2000, dia menambahkan, armada KRL saat ini telah mencapai 600 armada. Sementara jadwal perjalanan juga telah mencapai 500-an rute perjalanan. "Kebijakan progresif jelas sangat tepat," katanya.
Pada Juni mendatang tarif kereta rel listrik di lintas Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Parung Panjang direncanakan berubah. PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) tak akan lagi menerapkan tiket dengan satu harga melainkan dengan sistem parsial, atau progresif.
Dengan sistem itu, harga tiket akan berbeda-beda sesuai dengan jarak perjalanan. Direktur PT KAI, Ignatius Jonan, mengatakan harga tiket untuk perjalanan di lima stasiun pertama akan dikenai harga Rp 3 ribu. Selanjutnya, biaya perjalanan akan bertambah seribu rupiah setiap tiga stasiun berikutnya.
"Tetapi biaya perjalanan maksimal tetaplah Rp 9.000," ujar Jonan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat pekan lalu.
Jonan mengklaim tarif tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan tarif flat yang kini berlaku. Sebagai pembanding, perjalanan dari Stasiun Bogor hingga Depok yang kini seharga Rp 8.000 akan turun menjadi Rp 4.000. Perjalanan dari Stasiun Juanda hingga Depok juga akan dihargai Rp 6.000, dari mulanya Rp 8.000.
AMRI MAHBUB
Terpopuler :
Ilham Arief Serahkan Rp 7 Miliar ke Fathanah
Cerita Sopir Fathanah Soal Paket Duit ke Luthfi
Bisnis Labora Sitorus Dimulai dari Miras Cap Tikus
Labora Sitorus Disebut 'Penguasa' Laut Papua
PKS: Ada yang Mencari-cari Kesalahan Kami