TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto menilai perbedaan pendapat di antara elite Demokrat dalam menentukan mekanis konvensi tidak akan berpengaruh pada konvensi. Karena konvensi hanya etalase untuk meningkatkan tingkat keterpilihan partai.
"Demokrat sudah dibuat cukup babak belur oleh kasus korupsi di Hambalang sehingga secara organisasi mereka membutuhkan konvensi ini," kata Gun Gun kepada Tempo tadi malam di Jakarta, Ahad, 2 Juni 2013.
Gun Gun menjelaskan, Demokrat butuh konvensi karena ingin menyuarakan gaung politiknya kembali. Selain itu, Demokrat mengalami krisis figur pemimpin. Peserta konvensi dari luar partai yang dapat menyelamatkan krisis ini. "Problem kefiguran muncul karena Demokrat selalu SBY centris," kata dia.
Sebelumnya, anggota Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengatakan, konvensi calon presiden Demokrat digelar lewat mekanisme terbuka penuh. "Siapa pun yang merasa berpotensi, mari ikut kalau tertarik," kata Amir di Bandara Halim Perdanakusuma.
Partai Demokrat berencana menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden menjelang pemilihan presiden 2014. Persiapan konvensi sedang dimatangkan melalui tahapan dan mekanisme yang ditetapkan pada Juni mendatang. Sedangkan pendaftaran peserta konvensi dibuka mulai Agustus 2013.
Amir menegaskan, Demokrat tidak mengundang calon, tapi membuka kesempatan bagi semua kandidat asal memenuhi syarat. Salah satu syaratnya, menurut Amir, adanya komitmen khusus kepada Demokrat. Jadi, pernyataan dan komentar selama ini jangan dulu dianggap," ujar Amir.
Pernyataan Amir bertolak belakang dengan pendapat petinggi Demokrat. Tiga hari lalu, Ketua Fraksi Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat, Nurhayati Ali Assegaf, menyebutkan konvensi akan digelar semi terbuka. “Kalau dibuka lebar-lebar, nanti siapa saja bisa masuk, termasuk Eyang Subur,” ucapnya.
LINDA HAIRANI