TEMPO.CO, Sleman -Seorang anggota Kepolisian Sektor Depok Timur Sleman Ajun Inspektur Polisi Satu Muhammad Affandi terkapar akibat dianiaya seorang mahasiswa, Senin pagi, 3 Juni 2013. Korban kini dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kalasan karena luka serius di bagian wajah.
Pelaku pemukulan adalah Primus Yigo Yame, 27 tahun, mahasiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Lokasi kejadian ada di sekitar SD Kanisisus Demangan, Caturtunggal Depok, Sleman. "Anggota kami dianiaya saat tugas pengamanan di pagi hari," kata Kepala Kepolisian Sektor Depok Barat Komisaris Wachyu Tri Budi, Senin, 3 Juni 2013.
Ia menjelaskan, penganiayaan itu terjadi saat anggotanya itu melakukan patroli "commander wish" di dekat lokasi kejadian. Saat bersamaan, seorang warga melaporkan bahwa terjadi penganiayaan oleh dua orang terhadap seorang mahasiswa. Lalu, korban mendatangi lokasi terjadinya penganiayaan itu.
Di lokasi, korban sempat menanyakan permasalahan yang dilaporkan. Namun, pertanyaan itu tidak dijawab oleh tersangka Primus, justru bogem mentah mendarat di muka polisi berseragam itu. Tidak sekali pemukulan dihadiahkan, bahkan berkali-kali. "Anggkota kami sudah minta penjelasan baik-baik, tetapi justru dipukuli," kata Wachyu.
Beberapa polisi lain yang menyaksikan kejadian itu lalu menangkap Primus dan satu temannya untuk dibawa ke kantor polisi. Korban yang juga menjabat Kepala Seksi Humas mengalami luka cukup parah di bagian mulut dan telinga. "Kasus ini sekarang ditangani Polres," kata dia.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Heru Muslimin mengatakan, pihaknya masih mendalami motif dan latar belakang sebelum terjadi pemukulan terhadap korban. Dalam perkembangan pemeriksaan polisi, Primus merupakan pelaku tunggal. Satu temannya dinyatakan tidak melakukan pemukulan. "Kami masih mendalami motif penganiayaan ini," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
Berita lainnya:
Wakil Menteri Pendidikan Wiendu Diduga Korupsi
3 Menteri Terbaik Ini Bukan dari Parpol
Anak Kuli Peraih UN Tertinggi Kebanjiran Hadiah
Pendukung Award untuk SBY Mengaku Dibayar US$ 100