TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri optimistis laju inflasi hingga akhir tahun ini sebesar 7,2 persen, sesuai usulan pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013.
Badan Pusat Statistik hari ini mengumumkan, sepanjang bulan Mei 2013 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen. "Ini menunjukan upaya mitigasi dengan menjaga pasokan dan jalur distribusi sehingga bisa mencegah inflasi, agar tidak setinggi prediksi Bank Indonesia sebesar 7,76 persen. Saya percaya bisa dijaga 7,2 persen," kata Chatib di kompleks gedung parlemen, Jakarta, Senin, 3 Juni 2013.
Chatib mengatakan pemerintah akan terus berupaya menjaga pasokan dan distribusi makanan untuk meredam kenaikan inflasi. Terutama setelah kenaikan harga bahan bakar minyak diberlakukan. "Dengan kenaikan harga BBM, tentu inflasi akan naik lagi," katanya.
BPS menyebut, deflasi pada Mei disebabkan beberapa harga komoditas menurun. Terjadinya deflasi saat ini merupakan pertama kali dalam sepuluh tahun terakhir.
Deflasi terjadi pada 43 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi terjadi di 23 kota IHK. Deflasi tertinggi terjadi di Mataram 1,03 persen dan terendah di Pekanbaru 0,01 persen. Pendorong terjadinya deflasi di antaranya, penurunan harga bawang merah, bawang putih, serta emas perhiasan. Untuk inflasi inti pada Mei 2013 tercatat sebesar 0,06 persen, inflasi tahun kalender 2,3 persen dan inflasi tahunan 5,47 persen. Sedangkan inflasi tahunan (yoy) mencapai 3,99 persen.
ANGGA SUKMA WIJAYA