TEMPO.CO, Jakarta - Bunyi klakson kendaraan memekakkan telinga di perempatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis 6 Juni 2013 siang. Lalu lintas di sana kembali tersendat meski Dinas Perhubungan mengklaim sudah menertibkan pedagang kaki lima dan memberantas preman pelaku pungli awal pekan ini.
Pantauan Tempo, lalu lintas tersendat utamanya di ruas jalan dari Rumah Sakit Pasar Rebo mengarah Kramat Jati dan arah Kampung Rambutan. Angkot masih berhenti ataupun melambat di belokan arah Kramat Jati, menunggu penumpang. Di keempat ruas trotoar jalan, pedagang kaki lima berjajar.
Darmiyati 55 tahun, pedagang buah potong di belokan menuju Kramat Jati mengatakan, mereka kembali berjualan karena pada hari libur tidak ada penertiban. "Kan hari libur," ujar Darmiyati kepada Tempo.
Di hari biasa, untuk menyiasati penertiban, dia berjualan pukul 4 sore hingga 9 malam. Begitu pula taktik Sidik, 60 tahun, sesama pedagang buah. Ia mengaku sudah "kebal" terhadap penertiban. "Kayak gitu sudah enggak masuk di hati," cerita dia yang jadi pedagang kaki lima sejak 1983. Mereka kukuh tak mau berjualan di pasar karena berjualan di perempatan terbukti lebih laris.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Dinas Perhubungan, Udar Pristono mengatakan bakal terus berusaha menertibkan perempatan Pasar Rebo. "Kami gebah laler lagi," ujarnya. Sebab menurutnya pengaturan Dishub berhasil di kawasan langganan macet lain, Pasar Minggu. "Sebagai pembanding, lihat Pasar Minggu," kata dia.
Sebelumnya, Senin lalu Dishub berusaha mengurai kemacetan di sejumlah pasar yaitu Tanah Abang, Jakarta Pusat; Pasar Minggu, Jakarta Selatan; dan Pasar Rebo. Caranya dengan menertibkan pedagang kaki lima yang merambat dari trotoar sampai ruas jalan dan mengatur angkutan umum yang jamak menumpuk di pinggir jalan.
ATMI PERTIWI
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL| Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK
Berita terpopuler:
Berkas Sang Pemotong `Burung` Diterima Kejaksaan
Didenda Rp 8,2 Miliar, Ini Jawaban PT Priamanaya
Geng Sopir Angkot 'The Doctor' Lakukan Pembunuhan