TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan pemerintah dan dunia usaha Indonesia belum mampu menghadapi ASEAN Economic Community. Hal itu dikarenakan pemerintah belum memberikan dukungan penuh kepada para pengusaha. "Saya tidak percaya kalau kita siap," ujarnya, Senin 10 Juni 2013.
Sofjan juga menilai pemerintah belum memberikan kebijakan yang meringankan pengusaha, baik pemberian insentif maupun meringankan bea keluar di beberapa komoditi ekspor. "Sinerginya masih kurang," katanya.
Menurut Sofjan, ekspor Indonesia saat ini masih sangat tergantung masih sangat tergantung pada kekayaan alam. Sayangnya, di sektor itu kita tak berdaya menghadapi gejolak harga dunia. Alhasil, peningkatan volume ekspornya tak mampu mendongkrak neraca yang terlanjur defisit gara-gara impor Migas.
"Logistik, wisata, jasa, saya kira belum terlalu matang. Lihat saja banyak orang kaya yang berobat ke negara tetangga," tuturnya. Dalam urusan perdagangan jasa, secara kasat mata menurut Sofjan bisa dilihat pesaing Indonesia adalah Singapura, Malaysia
Sofjan mengakui, dari semua negara di ASEAN, hanya dengan Thailand saat ini neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit. Badan Pusat Statistik juga mencatat bahwa sepanjang kuartal pertama 2013, nilai total perdagangan Indonesia dengan sembilan negara ASEAN lain adalah US$ 15,7 miliar dengan rincian US$ 7,63 miliar impor dan US$ 8,07 miliar ekspor.
Sementara, dengan Thailand, nilai ekspor nonmigas Indonesia US$ 1,37 miliar dikalahkan oleh impor sebesar US$ 2,76 miliar. "Tapi ini bukan alasan buat lengah," kata Sofjan.
Menurutnya, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar. Indonesia disebutnya mencakup 40 persen dari ekonomi ASEAN. "Ini yang bikin pengusaha kita malas cari pasar keluar," ujarnya. Selain itu, diakuinya sosialisasi mengenai AEC juga masih kurang.
Sebagai bagian sosialisasi, Mei lalu, Kementerian Perdagangan meluncurkan penayangan media komunikasi publik 'Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA/AEC) 2015'. Media komunikasi publik tersebut merupakan hasil kerja sama dengan PT. Kereta Api Indonesia dalam bentuk iklan berdurasi 30 detik yang ditayangkan di 42 kereta api eksekutif.
"Ini merupakan salah satu langkah yang diambil Kementerian Perdagangan untuk menumbuhkan kesadaran para pemangku kepentingan dan masyarakat Indonesia secara umum, serta mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersama-sama mempersiapkan Indonesia menghadapi AEC 2015," kata Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo.
PINGIT ARIA
Terhangat:
Priyo Budi Santoso | Rusuh KJRI Jeddah | Taufiq Kiemas
Baca juga:
Murdaya Poo: Isu PRJ Pisah dari JIExpo Itu Basi
PKS: Menteri Kami Tak Ada Hubungan dengan Partai
Jokowi Gantikan Megawati Terima Tamu
Densus Ciduk Imam Masjid di Makassar