TEMPO.CO, Surabaya-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan pusat riset penyakit tropis pertama Indonesia, National Health Center Universitas Airlangga Surabaya. Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Surabaya, M.G Bagus Ani Putra, menuturkan Unair ditunjuk untuk membangun lembaga riset itu sebagai pusat penelitian dan pengembangan riset medis.
Guna merintis lembaga riset medis itu, Unair telah menetapkan 15 kelompok studi yang menjadi spesialisasinya. "Tanggal 28 Agustus 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono direncanakan hadir meresmikan. Ini yang pertama di Indonesia," kata Bagus saat konferensi pers memperkenalkan Web Matahari Kampus Unair di Gedung Rektorat Unair, Selasa, 11 Juni 2013.
Lewat lembaga ini, Bagus mengklaim Unair berhasil menciptakan beragam obat, seperti obat anti virus Influenza dan Malaria Tropis. Banyak lagi yang masih tahap penelitian yaitu Dengue, HIV/AIDS, Hepatitis, Stem Cell, Human Genetics, Natural products, Molecular Oncology, Bee Health Product Development, Proteomic, Tuberculosis, Leprosy, Entomology, dan Intestinal Infection. "Obat Malaria Tropis ini sudah diujicobakan, bahannya dari herbal yang hidup seperti Iklim di Australia," ucapnya.
Bagus yakin proyek ini akan berdampak positif dan banyak menyerap tenaga kerja. Sebab, bahan utama obat bisa ditanam di Indonesia serta perlu dikembangkan secara massal di area yang luas.
Proyek lain yang terus dikembangkan adalah Stem Cell dan Proteomik. Proyek stem cell, kata Bagus, baru pertama dikembangkan di Unair dan Indonesia. Adapula penelitian mengenai terapi HIV/AIDS dengan sengatan lebah. Semua proyek penelitian ini dikembangkan dalam rentang tahun 2011 hingga 2025.
Dirinya mengakui, proyek APBN ini sempat tersendat lantaran kasus korupsi yang melibatkan Muhammad Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang saat ini dipenjara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Kendati kucuran dari pemerintah seret, Bagus berharap proyek National Health Center pertama di Indonesia, terus berjalan. "Sekarang kami menggandeng lembaga penelitian asing yang konsen pada proyek ini. Dari dana asing itu, proyek terus berjalan," kata Bagus.
DIANANTA P. SUMEDI