TEMPO.CO, Jakarta - Pelemahan terbatas yang dialami bursa Wall Street di perdagangan semalam serta sentimen negatif dari dalam negeri membuat indeks kembal dilanda tekanan jual.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada sesi I perdagangan hari ini dibuka langsung anjlok ke kisaran 4.600. Ini merupakan level terendah indeks sejak 26 Februari 2013.
Kepala Riset PT MNC Securities, Edwin Sebayang, mengatakan katalis negatif dari indeks Dow Jones yang melemah tipis mendorong pelemahan IHSG. "Investor juga masih khawatir dengan rupiah di pasar offshore yang telah menembus 10 ribu."
Pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak pada saham-saham yang menggunakan mata uang dolar AS dalam jumlah besar. Misalnya emiten yang membutuhkan bahan baku impor, atau emiten yang harus membayar utang jatuh tempo dalam bentuk dolar.
Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati perilaku investor asing yang terus membukukan penjualan bersih di bursa Jakarta. "Sejak awal tahun hingga saat ini (year to date), total pembelian bersih asing tinggal Rp 4 triliun saja," ujar Edwin.
Sementara itu, analis dari PT BNI Securities, Yasmin Soulisa, mengatakan indeks lebih dipengaruhi oleh sentimen dalam negeri. "Pasar merespons negatif pernyataan pemerintah yang memastikan akan menaikkan harga BBM bersubsidi."
Dengan kenaikan BBM, secara jangka pendek ekspektasi inflasi akan meningkat sehingga investor melakukan aksi jual.
Hingga 11.00 WIB, asing mencatat penjualan bersih Rp 2,8 triliun. Aksi jual pada saham-saham berkapitalisasi besar menjadi pemberat IHSG, seperti Telkom Indonesia, Semen Indonesia, Astra Internasional dan saham-saham bank BUMN.
PDAT | M. AZHAR