TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya bursa regional ditambah meningkatnya volume penjualan saham oleh asing membuat indeks melanjutkan koreksi tajam.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hari ini kembali terperosok 167,42 poin (3,50 persen) ke level 4.609,94. Ini adalah koreksi indeks yang paling tajam sejak Agustus 2011.
Analis dari PT Mega Capital Indonesia, Helen Vincentia, mengatakan bertambahnya volume penjualan asing di pasar saham membuat IHSG kembali anjlok. "Asing masih enggan membeli saham karena belum ada sentimen positif dari dalam maupun luar negeri."
Pada perdagangan kemarin, angka penjualan bersih investor asing mencapai Rp 4 triliun. Secara year on year hingga 10 Juni 2012, selisih perdagangan asing tercatat nett sell Rp 12 triliun.
Valuasi indeks saham yang telah menggapai rekor tertingginya di 5.200 menyebabkan harga beberapa saham sudah mahal. Hal itu menjadi dorongan bagi investor untuk merealisasikan keuntungannya di bursa Jakarta. "Selama asing tidak berhenti jualan, peluang indeks untuk rebound sangat kecil," ujar Helen.
Menurut Helen, setelah menarik dana-dananya dari bursa Jakarta, biasanya investor asing akan melakukan switching atau diinvestasikan kembali untuk membeli saham-saham lapis dua. Bisa juga dana tersebut atau mengalir ke bursa luar negeri yang menjanjikan imbal hasil yang signifikan.
Secara teknikal, indeks masih ada kemungkinan untuk menguji level 4.400 yang bisa menjadi posisi terendah bagi IHSG sebelum mengalami penguatan kembali.
Saham yang berpindah tangan hari ini mencapai 7 miliar lembar senilai Rp 13,5 triliun dengan frekuensi 214 ribu kali transaksi. Hanya 44 saham menguat, 288 saham turun, dan 35 tak berubah.
PDAT | M. AZHAR