TEMPO.CO, Huddersfield - Teori baru tentang asal-usul manusia modern di Asia kembali mencuat. Profesor Martin Richards dari University of Huddersfield di Inggris mencoba menjawab dua pertanyaan utama: kapan manusia modern menetap di Asia dan bagaimana rutenya dari Afrika.
Richards, yang mengepalai Archaeogenetics Research Group di universitas, menyempurnakan teori terdahulu yang menyebutkan kehadiran manusia modern (Homo sapiens) di Asia Selatan terjadi sejak sebelum letusan supervolcano Toba di Pulau Sumatera. Letusan dahsyat yang diyakini mempengaruhi evolusi manusia itu terjadi sekitar 74.000 tahun lalu.
Teori lawas ini mengacu pada penemuan artefak yang terkubur di bawah lapisan abu vulkanik Toba di India. Hasil penanggalan karbon menunjukkan manusia modern telah menghuni daerah itu sejak 120.000 tahun lalu. Temuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Science pada 2007, bahkan jauh lebih awal daripada kolonisasi manusia modern di Eropa atau kawasan Timur Dekat.
Richards muncul dengan teori sanggahan yang disusun bersama arkeolog dari University of Cambridge dan University of Edinburgh, Profesor Sir Paul Mellars, rekannya di University of Huddersfield, Martin Carr, dan beberapa kolega dari University of York dan University of Porto.
Mereka menggunakan bukti DNA mitokondria untuk menunjukkan bahwa manusia modern menyebar dari "tanah kelahiran" di Afrika lewat jalur selatan sepanjang Horn dan Saudi hingga akhirnya sampai di Asia Selatan.
"Itu terjadi sekitar 60.000 tahun lalu, jauh setelah letusan Toba," ujar Richards kepada Sciencedaily, Rabu, 12 Juni 2013. Temuan mutakhir ini diterbitkan dalam jurnal Prosiding National Academy of Sciences.
Richards dan timnya lebih banyak bertumpu pada data hasil analisis pengurutan DNA mitokondria yang dikombinasikan dengan data arkeologis. Total ada sekitar seribu data urutan DNA mitokondria dari populasi manusia saat ini di India, hal yang belum dimiliki pada penelitian tahun 2005 yang diterbitkan dalam jurnal Science.
"Kami bisa menghitung estimasi kedatangan manusa modern di India secara lebih tepat menggunakan DNA mitokondria" ujar Mellars, seperti dikutip Dailymail.
Richards dan Mellars, mempertimbangkan temuan alat-alat batu di sana, tidak memungkiri keberadaan manusia di India jauh sebelum letusan Toba. "Tapi mereka kemungkinan manusia Neandhertal atau populasi pra-modern lainnya," ucap mereka.
Bukti terbaru menunjukkan penyebaran manusia modern dari Afrika ke India tidak lebih awal dari 60.000 tahun yang lalu. Hal ini didukung kesamaan arkeologis antara teknologi alat batu dari Afrika dan India setelah 70.000 tahun lalu, seperti manik-manik dan ukiran, yang menunjukkan minimnya artefak India yang berasal dari populasi di Afrika.
Yang terjadi kemudian adalah, menurut Richards, penggantian populasi manusia purba yang sebelumnya tinggal di Asia Selatan oleh manusia modern dengan teknologi baru dari Afrika. "Ini terjadi hampir bersamaan dengan fenomena serupa di Eropa dan Asia Barat sekitar 50-40.000 tahun lalu," katanya.
SCIENCEDAILY | DAILYMAIL | MAHARDIKA SATRIA HADI