TEMPO.CO, Jakarta-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengukuhkan tiga profesor riset, Jumat, 14 Juni 2013. Ketiga ilmuwan tersebut adalah peneliti geoteknologi Harijanto Soetjijo, peneliti limnologi Gadis Sri Haryani, dan peneliti bioteknologi Endang Tri Margawati.
Melalui orasinya, Harijanto memaparkan mutu batubara. Indonesia punya banyak deposit batubara namun memiliki kandungan air tinggi. Akibatnya, kalori, abu, dan sulfur yang tersimpan dalam batubara lokal tergolong rendah. Batubara rendah kalori terdapat di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.
Masyarakat dunia semakin peka terhadap penggunaan batubara bersih yang didapat dari bahan berkalori tinggi. Batubara berkualitas ini bisa didapat melalui teknologi pengolahan batubara. "Dengan meningkatnya kualitas batubara ini, diharapkan emisi pembakarannya akan rendah," ujar Harijanto.
Sementara itu Gadis Sri Haryani, menyoroti kondisi danau di Indonesia yang semakin kritis. Padahal, danau Indonesia punya keragaman hayati yang tinggi. Banyak spesies yang kini terancam oleh tekanan lingkungan ini. Ancaman ekologis diperparah pemanasan global dan perubahan iklim. "Bahaya ekologis semakin eskalatif," ujarnya.
Ia mengusulkan ancaman ini tak lagi diatasi dengan cara eksploitatif melainkan pada langkah-langkah yang kesinambungan. "Menggabungkan eksploitasi, manfaat, dan aspek konservasi," kata Gadis.
Endang Tri Margawati, mengantarkan pemikirannya mengenai perbaikan kualitas ternak melalui pendekatan teknologi molekuler. Umumnya, perbaikan kualitas ternak melalui teknologi konvensional dilakukan melalui seleksi yang mengharuskan peneliti menunggu hingga keturunan keempat atau kelima.
Ia mengatakan, kemajuan ilmu biologi molekuler telah berkontribusi lebih baik bagi komoditi ternak. "Dibandingkan dengan seleksi ternak secara konvensional, implementasi teknologi marker atau teknik molekuler akan lebih efektif dan efisien karena tidak melibatkan banyak populasi ternak dan tenaga lapang," ujar Endang.
Pengukuran profesor hari ini membuat profesor riset yang dimiliki LIPI menjadi 105 orang. Adapun total profesor riset di Indonesia berjumlah 407 orang dari total 8.000 peneliti.
SATWIKA MOVEMENTI