TEMPO.CO, Makassar - Unjuk rasa mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang menentang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak berakhir ricuh, Senin, 17 Juni 2013.
Selepas pukul 18.00, pendemo berkerumun di depan Kampus UIN. Dianggap cenderung meresahkan, Kepolisian Resor Kota Besar Makassar pun menurunkan Satuan Pengendali Massa untuk membubarkan mereka. Polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk memukul mundur mahasiswa.
Menghadapi pengusiran, mahasiswa sempat melawan dengan melempar batu ke arah polisi. Namun mereka terus terdesak mundur ke dalam kampus. Selanjutnya, polisi mulai menyisir kawasan sekitar UIN. Petugas pun menangkap sejumlah mahasiswa yang diduga menjadi provokator.
"Belum jelas berapa jumlahnya," kata Kepala Bagian Operasional Polrestabes Makassar Ajun Komisaris Besar M Ridwan. "Kami masih mendata mereka."
Ridwan mengatakan, polisi terpaksa menurunkan pasukan pengendali massa untuk meredam kemungkinan terjadinya kerusuhan. Demonstrasi mahasiswa juga dianggap telah menyalahi aturan, karena berlangsung hingga malam.
Pada saat berita dihimpun, polisi telah mundur dari kawasan kampus. Namun belakangan, justru penduduk sekitar Jalan Alauddin yang terlibat bentrok dengan mahasiswa. Ratusan warga ikut melempar ke dalam kampus, dibalas dengan batu serta anak panah. Tidak ada korban dalam kejadian ini.
Adu sambit batu juga terjadi di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, antara gabungan mahasiswa dari Universitas Muslim Indonesia dan Universitas 45 Makassar dengan polisi. Akibatnya, arus lalu lintas sepanjang Jalan Urip Sumorharjo, dari arah Kantor Gubernur hingga jembatan layang, terhenti. Kendaraan masyarakat pun dialihkan ke jalur lainnya.
Awalnya, polisi tak terpancing dengan lemparan batu dari mahasiswa. Namun lemparan dua bom molotov yang gagal meledak, memicu kemarahan petugas. Pasukan anti-huru-hara pun melepaskan tembakan gas air mata. Hingga mahasiswa mundur ke arah kampus UMI, tak jauh dari Kantor Gubernur. Polisi kemudian membentuk barisan dengan tameng, guna menghalau lemparan batu mahasiswa.
AAN PRANATA | IRFAN ABDUL GANI
Topik terhangat:
Rusuh KJRI Jeddah | Koalisi dan PKS | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Edisi Khusus HUT Jakarta
Dosen UI Pengkritik Korupsi Jadi Tersangka
Aktris Ully Artha Meninggal Dunia
Alasan Jakarta Semakin Macet