TEMPO.CO, Jakarta-PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) menjajaki peluang ekspor listrik ke Papua Nugini. Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan ekspor listrik ini akan dipakai untuk memasok kampung di kawasan perbatasan Papua Nugini.
"Ekspor kecil-kecilan saja, 2 Megawatt. Ini sebagai tanda persahabatan saja, yang menggunakan listriknya juga masih saudara-saudaranya masyarakat Papua," kata Nur di sela pertemuan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Perdana Menteri Papua Nugini di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa, 18 Juni 2013.
Nur mengatakan, untuk menyambung listrik dari Jayapura ke pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan setrum Papua Nugini, Papua New Guineal Power Limited. Nur mengatakan akan dibangun transmisi sepanjang 65 kilometer.
"Dari PLTU Holtekamp ke perbatasan 25 kilometer. Dari perbatasan ke Javalimo di Papua Nugini 45 kilometer. Jaringan listrik ini akan digarap berdua," kata Nur.
Menurut Nur, ekspor listrik diperkirakan bisa dilakukan pada kuartal II 2014. Soalnya, pasokan listrik ini akan bersumber dari PLTU Holtekamp berkapasitas 2 x 10 Megawatt yang dijadwalkan mulai beroperasi pada kuartal pertama 2014.
Saat ini, rencana ekspor listrik masih dalam bentuk nota kesepahaman, sehingga belum ada rincian kebutuhan investasi maupun harga listrik. "Yang jelas listriknya tidak bersubsidi. Ekspor tidak boleh listrik bersubsidi. Kami akan ambil untung sedikit," kata Nur. Daya terpasang sistem kelistrikan di Papua sekarang sebesar 61 Megawatt. Sementara beban puncak sistem kelistrikan Papua sebesar 57 Megawatt.
BERNADETTE CHRISTINA