TEMPO.CO, Rio de Janeiro - Legenda hidup Brasil Romario buka-bukaan mengapa sepertiga rakyat Brasil menentang Piala Dunia 2014. Menurut mantan pemain yang memberi gelar juara dunia pada 1994 itu, sebabnya karena janji-janji saat pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2014 tidak sesuai dengan kenyataannya kini.
"Saya mendukung tawaran itu karena berjanji untuk menciptakan lapangan kerja dan pendapatan, mempromosikan pariwisata, dan memperkuat citra negara," tulis Romario di Guardian, Senin, 24 Juni 2013. "Sejak itu, Brasil telah dipengaruhi oleh gejolak ekonomi dunia seperti negara lain. Rencana pemerintah disusun ulang, investasi publik dipotong--namun semua komitmen yang ditandatangani dengan FIFA tetap sama."
Sejak saat itu, kata Romario, investasi di kota-kota tuan rumah Piala Dunia menjadi prioritas melampaui kebutuhan rakyat. Uang disalurkan terutama buat proyek-proyek olahraga, mengorbankan kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
Menurut Romario, kurangnya investasi dalam pendidikan, makin meningkatan orang yang tidak memiliki pekerjaan, menyebabkan lebih banyak pengangguran dan kurangnya keamanan di kota-kota besar. Bahkan di banyak kota kondisi sekolah-sekolah amat menyedihkan.
"Guru diupah rendah dan terjadi demoralisasi, dan Brasil kini menduduki peringkat kedua terakhir pada indeks kualitas pendidikan Pearson, dari 40 negara," tambah Romario. "Lebih buruk lagi: satu dari empat mahasiswa yang mulai kuliah harus cuti sebelum menyelesaikan kelas terakhirnya, itu menurut laporan Program Pembangunan PBB tahun 2012."
Di bidang kesehatan, menurut Romario, keadaan tidak lebih baik. Mereka yang bergantung pada rumah sakit umum bersubsidi harus berakhir dengan penyakit mereka karena kurangnya perawatan profesional. Laporan pers menyebutkan, ada orang meninggal sementara daftar tunggu di rumah sakit masih menumpuk.
"Siapa yang bertanggung jawab dengan kejahatan yang tidak bertanggung jawab ini?" ujar Romario.
Romario, yang sejak 2010 lalu menjadi anggota kongres dari Partai Sosialis Brasil (BSP) menilai, masalah pendidikan, kesehatan, dan keamanan yang menerpa Brasil kini merupakan warisan rezim sebelumnya. Kondisi ini menyebabkan Brasil rentan secara sosial.
"Brasil saat ini merupakan satu dari 10 kekuatan utama ekonomi dunia, tapi apa artinya bagi orang-orang yang telah kehilangan hak sosial secara begitu jelas?"
GUARDIAN | KHAIRUL ANAM
Baca juga:
Arsenal Sodorkan Kontrak Kepada 'Tukang Pos'
Persija Terima Apapun Keputusan PT Liga
Iniesta: Lawan Italia, Siapa Takut!
Hadapi Spanyol, Italia Dipastikan Tanpa Balotelli