TEMPO.CO, Jakarta- Organisasi minyak sawit berkelanjutan, Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) kini telah menyelidiki lima perusahaan yang menjadi anggota organisasi itu yang diduga terlibat dalam kebakaran hutan. Kelima perusahaan itu adalah PT Jatim Jaya Perkasa, Tabung Haji Plantations, Sinar Mas, Kuala Lumpur Kepong dan Sime Darby.
Sekretaris Jendral RSPO, Darrel Webber menyatakan pihaknya sedang menyelidiki dugaan keterlibatan para anggotanya dalam kebakaran hutan yang asapnya mengganggu hingga ke Singapura dan Malaysia. RSPO akan mengumpulkan peta digital perkebunan kelima perusahaan yang diduga terlibat kebakaran hutan.
"RSPO akan meminta perusahaan-perusahaan anggota tersebut untuk menyerahkan peta digital perkebunan mereka yang ada di Sumatera dan Kalimantan dalam waktu 48 jam ke depan," kata Darrel dalam keterangan tertulis, Selasa, 25 Juni 2013.
Darrel menjelaskan peta ini akan diteliti dan dianalisa berdasarkan pemetaan kebakaran hutan yang diterbitkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Hasil analisa peta ini akan menjadi dasar penyelidikan berikutnya.
"Analisa tersebut akan membantu dalam memastikan lokasi kebakaran hutan dibandingkan dengan lokasi perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan anggota RSPO tersebut," kata Darrel.
Darrel mengatakan sebagai organisasi kelapa sawit lestari, RSPO secara terang-terangan melarang pembukaan lahan dengan pembakaran hutan untuk pembukaan lahan. RSPO menegaskan akan menindak perusahaan-perusahaan tersebut jika kebakaran hutan disebabkan oleh tindak kelalaian perusahaan.
Pihak perusahaan-perusahaan yang akan diperiksa menyatakan akan bekerja sama dalam penyelidikan ini. President and Group Chief Executive Sime Darby, Tan Sri Dato' Mohd Bakke Salleh menyatakan mendukung inisiatif RSPO dalam penyelidikan ini.
“Saya ingin menegaskan kembali komitmen dan kepatuhan penuh Sime Darby kepada zero burning policy, yang secara ketat diterapkan di seluruh kegiatan operasional perkebunan kelapa sawit kami," kata Tan Sri Dato' Mohd Bakke Salleh dalam keterangan tertulis.
Head of Sustainability, Kuala Lumpur Kepung, Sin ChuanEng menyatakan pihaknya akan menyerahkan peta digital perkebunan kepada RSPO. Darrel juga meminta agar pihak yang berwajib memastikan protokol pengelolaan yang efektif di tingkat lanskap dilakukan sebelum memperbolehkan pengembangan apapun di lahan gambut.
World Resources Institute melaporkan 20 persen kebakaran berasal dari perkebunan kelapa sawit. Selain itu juga terdapat beberapa sumber kebakaran yang sedang terjadi di Sumatera. Sumber kebakaran lain adalah 47 persen dari kebakaran yang terjadi di Indonesia berasal dari luar area hutan atau perkebunan kelapa sawit, 27 persen berasal dari hutan kayu, 4 persen dari area yang dilindungi, dan 1 persen dari area penebangan.
BERNADETTE CHRISTINA