TEMPO.CO, Situbondo - PT Perusahaan Listrik Negara Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Jawa-Bali II Surabaya, akan segera membangun 300 menara saluran udara tegangan ekstra tinggi (Sutet) Jawa-Bali. Untuk membangun sutet itu PLN membutuhkan lahan seluas 19 hektare. "Setiap tapak tower butuh lahan 25 meter kali 25 meter," kata Kepala Bagian Pertanahan Unit Pelaksana Konstruksi Jaringan Jawa-Bali II Surabaya Wasiyat, di Situbondo, Rabu 26 Juni 2013.
Lahan itu tersebar mulai Paiton, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo hingga Banyuwangi. Bulan Juli depan, tim Wasiyat akan melakukan survei untuk menentukan lokasi tapak menara. Setelah itu dilanjutkan dengan sosialisasi kepada masyarakat yang tanahnya akan dilewati Sutet.
Dari Pantai Watudodol, Banyuwangi, kabel dibentangkan di atas Selat Bali menuju Pulau Dewata. Menara tersebut diproyeksikan tertinggi di dunia. PT PLN, kata Wasiyat, masih menawarkan pembiayaan pembangunan Sutet ke sejumlah negara seperti Cina dan Jepang. "Ini harus dibiayai konsorsium, karena anggarannya besar," kata dia.
Jaringan Sutet itu dimulai dari PLTU Paiton di Probolinggo, Situbondo dan berakhir di Banyuwangi dengan bentangan kabel sepanjang 131,54 kilometer. Proyek yang menelan anggaran Rp 1,8 triliun ini bertujuan untuk menambah pasokan listrik di Pulau Bali.
Proyek pernah diprotes aktivis lingkungan seperti dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Timur. Sutet dinilai mengancam kelestarian lingkungan, juga membahayakan kesehatan manusia akibat radiasi yang ditimbulkannya.
IKA NINGTYAS