TEMPO.CO, Situbondo-Kepala Taman Nasional Baluran, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Emy Endah Suwarni akan menertibkan ribuan sap yang digembalakan warga di kawasan taman nasional. Masuknya sapi-sapi ke dalam taman nasional diduga salah satu penyebab menurunnya populasi banteng, selain akibat perburuan liar.
Menurut Emy, penggembalaan sapi tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun, namun pihaknya belum mengetahui siapa saja warga menggembalakan ternaknya di Baluran. "Tidak mungkin sapi datang sendiri ke Baluran, pasti ada pemiliknya," kata dia kepada Tempo, Rabu, 26 Juni 2013.
Ribuan sapi itu, kata Emy, membuat ruang hidup banteng semakin sempit karena saling berebut rumput sebagai makanan. "Meski banteng tubuhnya lebih besar, namun tetap kalah karena jumlah sapi ribuan," ujar Emy.
Penertiban sapi liar itu akan diawali dengan mendata jumlah sapi. Setiap sapi yang telah didata, kemudian diberi penanda khusus. Sebelum dipulangkan ke pemiliknya, Balai TN Baluran akan melakukan sosialisasi kepada warga supaya tak lagi menggembalakkan sapi ke kawasan Baluran.
Upaya penertiban sapi liar tersebut menjadi salah satu program TN Baluran untuk memulihkan populasi banteng. Populasi banteng sangat memprihatinkan. Bila pada 1970 jumlah banteng mencapai 150-200 ekor, kini hanya tersisa 26 ekor.
Saat ini TN Baluran sedang mengujicoba kawin buatan semi alami antara pejantan banteng Baluran dengan dua betina banteng dari Taman Safari Indonesia II Prigen. Salah satu betina banteng kini bunting lima bulan. Anakan banteng akan dilepas ke alam liar.
IKA NINGTYAS