TEMPO.CO, Banyuwangi - Kepolisian Resor Banyuwangi, Jawa Timur, merazia kendaraan di Pelabuhan Ketapang, menyusul hilangnya 250 dinamit milik perusahaan tambang batu, PT Batu Sarana Persada. Seluruh kendaraan diperiksa di pintu masuk dan pintu keluar pelabuhan. Polisi menggeledah isi muatan serta barang bawaan penumpang. Penumpang juga diminta menunjukkan kelengkapan identitas diri.
Kepala Polres Banyuwangi Ajun Komisaris Besar Nanang Masbudi, mengatakan, pihaknya mengerahkan dua peleton anggotanya untuk memperketat keamanan di pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali itu. Razia tersebut untuk mengantisipasi masuknya dinamit yang hilang Kamis kemarin, 27 Juni 2013, ke Pulau Dewata. "Kita khawatir dinamit jatuh ke tangan teroris," kata Nanang kepada wartawan, Jumat siang, 28 Juni 2013.
Kepala Kepolisian Pengamanan Pelabuhan Tanjung Wangi, Ajun Komisaris Subandi mengatakan, polisi belum berhasil menemukan kendaraan yang dicurigai mengangkut dinamit. Namun polisi mengamankan sembilan kendaraan roda empat yang surat-suratnya palsu. Kendaraan roda empat itu terdiri dari empat pickup dan lima mobil. "Mobilnya bernopol Jakarta, Bogor, Surabaya dan Banyuwangi," kata Subandi.
Subandi mengatakan, mobil-mobil tersebut disewa oleh wisatawan yang akan berlibur ke Bali dan Nusa Tenggara Barat. Namun para penyewa tidak mengetahui bila surat tanda nomor kendaraan ternyata palsu. Kendaraan-kendaraan tersebut kini diparkir di Pelabuhan Ketapang hingga ada hasil penyelidikan.
Selain mengamankan kendaraan, Polisi juga menyita 35 jirigen berisi arak Bali. Menurut Subandi, arak tersebut akan diperjualbelikan secara ilegal di Banyuwangi.
Akibat dari razia itu, banyak penumpang akhirnya diturunkan paksa di pelabuhan karena tak membawa kartu tanda penduduk. Nano, misalnya, pria asal Garut, Jawa Barat. Bersama dua orang temannya, Iman dan Didin, dia tak bisa menyeberang ke Bali. "KTP kami ketinggalan," kata Nano. Padahal mereka ingin ke Bali untuk bekerja sebagai tukang bangunan.
Kamis kemarin, dua dus dinamit milik PT Batu Sarana dinyatakan hilang. Dinamit tersebut diduga hilang saat dalam pengiriman dari tempat PT MNK, distributor PT Dahana, di Subang, Jawa Barat, pada Rabu, 26 Juni 2013, ke Cijerug, Bogor. Bahan peledak itu dikirim menggunakan empat truk, memuat sebanyak 30 ribu kilogram amonium nitrat, 2.000 kilogram dinamit, dan 4.000 detonator listrik.
IKA NINGTYAS
Terhangat:
Ribut Kabut Asap| PKS Didepak?| Persija vs Persib| Penyaluran BLSM| Eksekutor Cebongan
Baca Juga:
SBY dan Ronaldo Saling Follow di Twitter
Heboh Bayi Berkepala Dua di Majenang, Cilacap
Ilmuwan Temukan Tiga Planet Layak Huni
Implan Payudara Wanita Pecah Saat Bermain iPhone