Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wakil Presiden AS Menelpon Ekuador Soal Snowden

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden. AP/The Hawk Eye, John Lovretta
Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden. AP/The Hawk Eye, John Lovretta
Iklan

TEMPO.CO, Quito - Amerika Serikat kembali meminta Ekuador untuk tak memberi suaka kepada Edward Snowden, pembocor program rahasia badan intelijen Amerika National Security Agency (NSA). Permintaan ini disampaikan melalui telpon oleh Wakil Presiden Amerika Joe Biden kepada Presiden Ekuador Rafael Correa, Sabtu 29 Juni 2013.

Correa, saat berbicara pada siaran televisi, mengatakan, ia terlibat dalam percakapan "ramah" dengan Biden. Tetapi Corera mengatakan, ia tidak bisa memutuskan soal permintaan suaka Snowden sampai ia memasuki wilayah Ekuador.

Snowden adalah mantan kontraktor NSA. Ia keluar dari Amerika dan menuju Hongkong pada 20 Mei. Di negara itu ia membocorkan dua program rahasia NSA yang mengumpulkan catatan telpon pelanggan operator tekomunikasi Amerika dan menyadap internet melalui server perusahaan raksasa internet Amerika kepada media.

 Amerika lantas memproses Snowden dan menjeratnya dengan Undang Undang Spionase. Washington meminta Hongkong untuk menahan Snowden sebelum mendeportasinya ke Amerika. Hongkong menolak permintaan itu dan membiarkan Snowden menuju Moskow, Rusia, 23 Juni. Hingga kini, ia diyakini masih di ruang transit internasional bandara Sheremetyevo, Moskow.

Pejabat Ekuador mengatakan bahwa Snowden sudah meminta suaka kepada mereka. Awalnya Ekuador memberi sinyal bahwa pemerintahnya sedang mempelajari permintaan itu. Namun Correa mengatakan Kamis lalu bahwa berdasarkan undang-undang negaranya, permintaan suaka tidak dapat diproses kecuali Snowden ada di Ekuador atau di salah satu kedutaan besar mereka.

"Untuk memproses permohonan suaka, (Snowden) harus dalam wilayah Ekuador. Saat ini, solusi tujuan Snowden ada di tangan pemerintah Rusia,'' kata Correa, dalam wawancara terpisah dengan stasiun TV Ekuador, Oromar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Bernadette Meehan menyebut pembicaraan antara Correa dan Biden sebagai "percakapan luas mengenai hubungan bilateral." "Mereka mendiskusikan Snowden, tapi kami tidak akan memberikan rincian tentang diskusi mereka," katanya dalam sebuah e-mail.

Correa juga mengungkapkan kontras sikap sopan Biden dengan perilaku buruk dari beberapa anggota Kongres Amerika yang telah mengancam untuk mengakhiri manfaat perdagangan ekspor Ekuador ke Amerika Serikat jika negara itu memutuskan untuk memberikan perlindungan kepada Snowden.

Tidak jelas bagaimana Snowden bisa ke Ekuador atau ke salah satu kedutaan besarnya. Amerika telah mencabut paspornya, dan Correa membantah laporan bahwa Ekuador memberinya dokumen yang memungkinkannya melakukan perjalanan internasional.

New York Times | Abdul Manan

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran