TEMPO.CO, Brussel - Kepala Parlemen Uni Eropa Martin Schulz menuntut "klarifikasi penuh" dari Amerika Serikat atas adanya laporan bahwa sejumlah kantor pentingnya di Amerika telah disadap.
Martin Schulz, Sabtu 29 Juni 2013 mengatakan, jika laporan soal penyadapan ini benar, itu akan memiliki "dampak yang parah" pada hubungan Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Majalah Der Spiegel, Jerman, mengutip dokumen rahasia National Security Agency (NSA) tahun 2010 menyatakan, Amerika memata-matai kantor Uni Eropa di New York dan Washington. Menurut Der Spiegel, dokumen itu diborkan oleh mantan analis dinas rahasia Amerika, Central Intelligence Agency (CIA) dan kontraktor NSA, Edward Snowden.
Snowden membocorkan program rahasia Amerika yang melakukan penyadapan di internet dan mengumpulkan catatan telpon pelanggan di Amerika. Setelah pembocoran informasi itu, Snowden menjadi buronan Amerika. Ia kini masih di area transit Bandara Moskow, Rusia, setelah terbang dari Hongkong 23 Juni 2013 lalu.
Menurut dokumen yang dilihat Der Spiegel, NSA memata-matai jaringan internal komputer Uni Eropa di Washington dan di New York. Dokumen tersebut juga menyebut Uni Eropa sebagai "target".
Belum diketahui apa saja informasi yang sudah dimiliki mata-mata Amerika. Menurut wartawan BBC Stephen Evans, rincian posisi Uni Eropa soal perdagangan dan masalah-masalah militer akan berguna untuk mereka yang terlibat dalam negosiasi antara Washington dan pemerintah Eropa.
Dalam pernyataannya, Schulz mengatakan: "Atas nama Parlemen Eropa, saya menuntut penjelasan penuh dan memerlukan informasi lebih lanjut secara cepat dari pemerintah AS berkaitan dengan tuduhan tersebut."
Der Spiegel juga mengutip pernyataan Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn yang mengatakan: "Jika laporan ini benar, itu memuakkan. Amerika Serikat lebih baik memantau dinas rahasianya, bukan negara sekutunya."
Pemerintah Amerika sejauh ini tidak memberikan komentar publik mengenai laporan Der Spiegel ini.
BBC | Abdul Manan