Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Mereka Berpindah-Pindah Kerja

Editor

Amirullah

image-gnews
google
google
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Banyak orang berpindah-pindah kerja demi mencari passion yang tepat. Bukan semata gaji, ada alasan lain mengapa orang ingin bekerja sesuai paggilan hatinya.

Konsultan karir, Yuni Lasti Faulinda, menyatakan, seseorang yang secara secara utuh menjalani pekerjaan dengan dorongan passion akan lebih bersemangat dan maksimal dalam menjalani pekerjaannya. “Ia akan memiliki peluang lebih besar untuk bisa sukses,” kata konsultan karir dari lembaga konsultan Experd ini.

Ketika seseorang mencintai pekerjaannya, menurut Yuni,  pekerjaan menjadi lebih dari sekedar bekerja. “Pekerjaan akan berubah menjadi sebuah misi dalam hidup,” ujarnya menjelaskan.

Selain panggilan jiwa, beberapa faktor ikut mendorong mereka berpindah-pindah kerja atau beralih profesi. Ambil contoh Putri Fitria. Menurut Putri, pada dasarnya ia bukan tipe pemilih dalam hal pekerjaan. Ia juga membantah mudah bosan sehingga sering gonta-ganti profesi.

Namun, ada sejumlah hal yang akhirnya mendorong dia melepaskan profesi tertentu. Di antaranya persoalan kenyamanan kerja, besaran gaji, dan suasana kota tempatnya bekerja.

Ia pun mengaku menghindari bekerja di Jakarta, karena tak nyaman dengan kondisi kotanya. Pengalaman bekerja di Jakarta, yakni saat menjadi peneliti di Kedutaan Besar Iran, membuat Putri kapok. Meski menikmati kerja jadi peneliti, kepuasan batinnya tak sebanding dengan kejengkelannya karena mesti berjibaku dengan macet setiap hari.

"Saya tidak merasa bahagia dengan kotanya, bukan pekerjaannya. Setiap hari saya harus menghabiskan 3-4 jam di jalan, untuk pulang-pergi kantor. Mau main dan bertemu teman pun enggak sempat karena semua tempat seperti serbajauh," ujar Putri. "Jadi mending saya mencari pekerjaan lain. Kalau saya rajin, pemasukannya bisa melebihi saat kerja di Jakarta."

Terus berpetualang dari satu profesi ke profesi lain dianggap Putri juga menyenangkan, karena ia bisa belajar banyak hal. Apalagi, saking seringnya ganti profesi, Putri tak lagi kesulitan beradaptasi dengan pekerjaan baru. Namun, yang dijalaninya itu bukan tanpa kelemahan. "Karir saya enggak jelas, dan saya juga enggak punya asuransi kesehatan seperti yang didapat pegawai kantoran. Hehehe.."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lain lagi dengan Stephen Dawni Nugraha. Menurut Dawni, dia adalah pribadi yang cepat memutuskan apakah sudah saatnya ia harus berpindah kapal. Ia dapat menjawab pertanyaan, to resign or not to resign, maksimal dalam waktu satu minggu. “Kalau merasa masih harus stay, aku pasti bilang enggak akan pindah,” katanya.

Hanya, Dawni yang baru menikah ini harus berdiskusi dulu dengan sang istri sebelum memutuskan keluar dari satu pekerjaan. Dawni juga tak memungkiri, kenaikan gaji yang signifikan selalu mengikuti setiap ia pindah ke perusahaan baru. Namun ia menegaskan tantangan yang ditawarkan pekerjaan baru merupakan alasan nomor satu dalam mengambil keputusan. “Salary tetap nomor dua,” ujarnya.

Selama ini Dawni tidak memiliki masalah karena kerap berpindah kerja. Sejauh pengalamannya, perusahaan pun tidak alergi dengan kebiasaannya berpindah kerja dalam waktu kurang dari dua tahun ini.

Meski begitu, Dawni tetap memiliki target untuk karirnya. Di umur 35 ia ingin menjadi venture capitalist atau mulai mengelola private equity firm fund sendiri. “Saya menyebutnya to be an entrepreneurial investor, investor yang punya fundamental bisnis yang laku,”  ujarnya.

Sementara itu, Ade Taryana mengaku faktor kenyamanlah yang memicunya pindah-pindah kerja dan profesi. Karena itu, saat ini Ade belum terpikir mencari pekerjaan baru, karena sedang merasa nyaman dengan profesinya sebagai Marketing Research & Development Assistant.

“Iya sih enak gonta-ganti kerjaan bisa dapat pengalaman banyak. Tapi capek juga terus-terusan "tebalin muka" untuk kenalan dan pedekate ke kawan kantor baru,” katanya. “Sekarang saya sudah belajar, tidak ada perusahaan yang sempurna.”



ISMA SAVITRI | IQBAL MUHTAROM | RATNANING ASIH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

3 hari lalu

Marina Beauty Journey 2024/Marina
Gen Z Dikenal Selalu Ingin Memaknai Hidup

Karakter Gen Z berevolusi menjadi pribadi yang lebih sadar untuk memaknai kehidupan tidak mementingkan kebahagiaan sendiri.


4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

6 hari lalu

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto
4 Tips Tingkatkan Performa Setelah Libur Lebaran

Simak tips meningkatkan semangat bekerja setelah libur lebaran agar kamu lebih fresh.


5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

10 hari lalu

Ilustrasi wanita karier. Shutterstock.com
5 Tips Cari Kerja di Perusahaan Keren Lewat LinkedIn

Kebanyakan perusahaan memerlukan kombinasi hardskill dan softskill yang baik untuk berkarier di dunia kerja. Ini tips cari kerja lewat LinkedIn.


15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

10 hari lalu

Ilustrasi wanita karier atau bekerja. shutterstock.com
15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.


Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

16 Januari 2024

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier. Foto: Canva
Mengenal Kutu Loncat dalam Dunia Kerja dan Dampaknya pada Karier

Kutu loncat adalah istilah yang diberikan pada seseorang yang suka berpindah pekerjaan dalam waktu singkat. Ini dampaknya untuk karier.


Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

8 Januari 2024

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis? Foto: Canva
Mengenal Quarter Life Crisis, Ciri-Ciri, dan Cara Menghadapinya

Memasuki usia dewasa, seseorang seringkali mengalami quarter life crisis yang membuatnya jadi tak percaya diri. Apa itu quarter life crisis?


Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

31 Desember 2023

Lee Dong Wook. Instagram.com/@leedonwook_official
Jauh dari Kontroversi, Lee Dong Wook Punya Mantra Khusus untuk Menjaga Kariernya

Baru-baru ini wawancara lama Lee Dong Wook viral. Dia mengungkapkan caranya mempertahankan karier 25 tahun di inudstri hiburan


Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

8 Desember 2023

Marina Beauty Journey 2023 di Lombok, Bintang Marina/Marina
Dekat dengan Dunia Digital, Sebaiknya Gen Z Miliki Keahlian Ini

Pentingnya gen Z memiliki pola pikir yang peka serta kepedulian tinggi dalam kesehariannya.


Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

11 November 2023

Career Hallway AIESEC di Universitas Sumatera Utara
Career Hallway 2.0 Membuka Pintu Rahasia Bagi Masa Depan Karier

Acara difokuskan pada berbagai tips dan trik merencanakan karier


Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

30 Oktober 2023

Ilustrasi orang kerja di Jepang. Foto : LKPN
Cara Bekerja di Jepang, Syarat, dan Perkiraan Biaya Hidupnya

Jepang menjadi salah satu negara tujuan favorit para pekerja asal Indonesia. Apa saja syarat dan cara bekerja di sana serta berapa biaya hidupnya?