TEMPO.CO, California - Sekelompok ilmuwan dari University of California, San Diego dan Swiss Federal Institute of Technology (EPFL) menungkapkan bahwa mereka tengah mengembangkan lensa kontak mata yang bisa zoom layaknya lensa kamera dan telah diujicobakan pada sebuah model mata seukuran mata manusia.
Tim ilmuwan itu membangun mekanisme bidik LCD lensa dari rangkaian kacamata 3D Samsung guna mengaktifkan efek lensa zoom. Lensa teleskopik yang tebalnya lebih dari 1 milimeter itu bekerja dengan memiliki lintasan optik dalam ukuran besar yang dikelilingi oleh cincin optik, yang dapat memperbesar tampilan objek hingga 2.8 kali. Hasil ujicoba menunjukkan bahwa objek dapat terlihat jelas namun ketajamannya masih rendah. Tim ilmuwan itu berjanji akan memperbaiki ketajaman lensanya.
Desain lensa kontak mata zoom akan terbuat dari bahan plastik kaku namun memungkinkan udara segar masuk sampai ke bola mata, seperti lensa kontak mata modern saat ini. Kecanggihan lensa kontak mata zoom ternyata juga berguna untuk membantu kaum lansia yang ketajaman penglihatannya semakin berkurang. Kepala optometri dan ilmu visual City University di London setuju akan manfaat yang dihadirkan oleh lensa kontak mata. Ia juga berharap agar lensa itu dapat dijual kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Proyek lensa kontak mata zoom yang didanai oleh badan riset pertahanan Amerika Serikat, DARPA, ternyata juga tak lepas dari kontroversi sebagaimana yang dialami Google Glass. Sistem zoom yang dapat dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang ada di hadapannya dikhawatirkan akan mengganggu privasi.
NEWSSCIENTIST|HOSPITA