Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Cara Kerja Braille Glass

Editor

Alia fathiyah

image-gnews
Karya Braille Glass milik Nadya Almass Lutfiahardha Arief. Detik.com
Karya Braille Glass milik Nadya Almass Lutfiahardha Arief. Detik.com
Iklan

TEMPO.CO, Gresik- Bunyi cuit, cuit, cuit, terdengar begitu air yang dituangkan dalam gelas sampai pada batas maksimal yang ditentukan. Tak sampai 5 detik sejak air dituangkan, alarm berbunyi. Persis seperti suara burung, tapi bukan seekor burung hidup. Itu hanya suara tiruan yang keluar dari balik bungkusan kotak kecil berwarna kombinasi biru dan merah muda. Didalamya ada seperangkat alat detektor yang menghasilkan bunyi. Simpel dan murah.

Simpel, karena cara membuatnya sebenarnya sangat sederhana dan mudah diaplikasikan bagi yang membutuhkan. Murah, lantaran cukup membutuhkan modal puluhan ribu, alat sudah jadi. Lewat karya sederhana itu, justru menghasilkan penghargaan tingkat internasional. "Saya beli boneka seharga Rp 20-30 ribu yang ada sensor bunyinya. kebetulan saya pilih yang bunyi burung," kata Nadya Almass Lutfiahardha Arief, peraih medali perunggu di ajang International Exhibition for Young Inventors 2012 di Thailand kepada Tempo, Rabu 26 Juni 2013.

Ide ini berawal saat membaca buku sejarah tentang huruf braille atau sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta. Terinspirasi temuan Louis Braille, seorang Prancis yang mengalami kebutaan sejak kecil sekaligus pencipta tulisan Braille, Nadya mulai berfikir bagaimana agar tunanetra juga tahu bahwa air yang akan diminumnya tidak tumpah. Pikiran ini menggelanyut kala ia duduk di kelas 4 Sekolah Dasar. Serangkaian diskusi pun segera dilakukan hingga terbersit memanfaatkan bunyi-bunyian dari boneka. Karena disetting untuk kebutuhan tunanetra, yang dibutuhkan adalah kekuatan suara sebagai pemandu atau alarm pengingat.

Bermodal uang saku, ia bergegas membeli boneka burung di pasaran. Perut burung lantas dibuka untuk mengambil komponen detektor sebagai sensor bunyi. Nadya tak sendiri, ia juga melibatkan teman dan guru pembimbing. Dari "jeroan" burung itu, tim mencari rangkaian speaker dan sensor sentuh yang terdiri dari 2 alur. Rangkaian speaker dibuka untuk diambil alur positif (+) dan negatif (-). Kabel hitam disolder di alur (+) dan kabel merah disolder di alur (-). Setelah "dioperasi', rangkaian dikembalikan seperti semula dan menyisakan dua kabel berada di luar rangkaian. Dua kabel itu ditekuk hingga memungkinkan untuk dikaitkan ke gelas. Dengan cara ini, ujung kabel berkutub (+) dan (-) menempel pada bagian dalam gelas. "Teman saya yang bagian solder-solder, dia lebih tahu sistem elektronya," Nadya.

Cara kerjanya, air dituangkan kedalam gelas. Saat air hampir mencapai ujung gelas, permukaan atas air menyentuh terlebih dahulu kedua ujung kabel (+) dan (-). Secara otomatis, terdengar bunyi cuit, cuit, cuit dari rangkaian speaker yang dibalut kotak kecil tadi. Menurut Ria Eka Lestari, guru pembimbing penelitian, suara ini karena air bersifat konduktor listrik. Ketika air menyentuh kutub (+) dan (-) sekaligus, elektron mengalir dan menghasilkan energi listrik hingga merambat ke rangkaian speaker.

Air, kata ia, sebagai pengganti saklar. Karena telah bunyi cuit, cuit, cuit sebagai pertanda air sudah menyentuh batas maksimal, kata Tari, "Orang buta tahu bahwa airnya tidak akan tumpah, karena alarm berbunyi."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kombinasi antara gelas dan suara sebagai penanda alarm untuk tunanetra ini, lahir istilah Braille Glass. Cara kerja Braille Glass juga mengadopsi alarm pada bath tub di kamar mandi. Menurutnya, bath tub di luar negeri dilengkapi dengan alarm guna mengantisipasi air meluber. Begitu air sudah diambang batas maksimal, alarm berbunyi.

Dibutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan menyusun konsepnya hingga alat jadi. Karya ini sempat meraih juara I di tingkat Kabupaten Gresik. Temuan ini lantas dilombakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 2011 dalam ajang National Young Inventor Awards. Sayangnya, keberuntungan belum memihak Nadya dan tim SD Muhammadiyah Manyar, Kabupaten Gresik itu. Kendati gagal menggondol gelar, LIPI merekomendasikan ikut ajang International Exhibition for Young Inventors tahun 2012 di Thailand. Dalam lomba di Thailand, kata Tari, panitian mensyaratkan karya harus mudah diaplikasikan dan bermanfaat langsung pada masyarakat.

Gagal di tingkat nasional, karya ini berhasil menggondol medali perunggu di tingkat internasional. Menurut Tari, panitia IEYI 2012 kepincut dengan karya Nadya yang dianggap sederhana, simpel, murah tapi sangat bermanfaat bagi tunanetra dan mudah diaplikasikan. Menyabet juara III di ajang itu adalah satu prestasi membanggakan. Ada hikmah dari kegagalan di tingkat nasional. Hikmahnya, kata ia, karya yang dilombakan oleh LIPI itu harus sulit agar terbentuk pola pikir yang sulit, kendati karya itu belum tentu mudah diaplikasikan langsung ke masyarakat . "Padahal di IEYI, yang dinilai karya yang simpel tapi langsung bisa dirasakan masyarakat."

DIANANTA P. SUMEDI

Berita Terkait:
Siswa Taruna Temukan Detektor Telur Busuk 

Cara Kerja Helm Berpendingin Karya Siswa SMP

Helm Berpendingin Temuan Siswa SMP

Sulitnya Siswa SMP Buat Helm Anti-Gegar Otak

Pelajar SMP Buat Helm Anti-Gegar Otak

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Konstitusi yang digear di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019.(dok MPR RI)
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.


Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Pencapaian Sains Sepanjang 2016
Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.


Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Jamin Akan Lindungi KPK
Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.


Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Pemandangan matahari terbenam di perairan Labuan Bajo, 1 Mei 2017. Labuan Bajo disebut sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten


Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org
Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.


Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Dua petugas Direktorat Lalulintas akan menderek mobil Mercedes Benz yang menabrak mobil Innova di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/8). Kecelakaan terjadi akibat supir mengantuk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.


Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Nelayan menunjukkan tangki penampungan yang berisi hasil tangkapan ikan di sekitar kawasan Teluk Jakarta di pemukiman nelayan Muara Angke, Jakarta, 19 April 2016. Menurut Ahok, kerang ikan di sekitar Muara Angke memiliki kandungan logam berat. TEMPO/Subekti.
Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.


Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.


Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Ilustrasi air bersih. sndimg.com
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.


Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Instalasi sistem pencahayaan terbaru berbasis LED (Light Emitting Diode) di Monas yang diselanggarakan PT.Philips Indonesia dengan tajuk
Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .