Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menghitung Jumlah Demonstran, Begini Caranya

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Sejumlah demonstran yang menentang Presiden Mesir Mohamed Mursi melambaikan bendera negara di alun-alun Tahrir, Kairo, Rabu (3/7). REUTERS/Suhaib Salem
Sejumlah demonstran yang menentang Presiden Mesir Mohamed Mursi melambaikan bendera negara di alun-alun Tahrir, Kairo, Rabu (3/7). REUTERS/Suhaib Salem
Iklan

TEMPO.CO, Kairo - Puluhan ribu orang berkumpul di Tahrir Square, Kairo, sejak beberapa pekan sebelum Presiden Mohamed Mursi diturunkan. Tiap media memberikan estimasi berbeda. Mungkin jumlah mereka adalah seratus ribu. Atau bisa jadi dua juta. Kecuali mereka yang tahu kapasitas alun-alun itu daya tampungnya tak lebih dari 225 ribu orang, tak ada yang bisa menghitung pasti.

Setiap kali satu banyak orang berkumpul di satu tempat, ada segala macam pernyataan yang dibuat tentang berapa banyak tepatnya jumlah mereka. Ada yang perkiraannya ngawur, ada yang mendekati.

Namun, sejatinya, ada cara untuk mengitung jumlah orang dalam kerumunan. Seperti ditulis dalam www.wired.com, berikut ini caranya:

Langkah pertama: Diawasi dari udara. Pencitraan kamera overhead berkualitas tinggi dapat memberikan perhitungan cukup akurat tentang berapa banyak orang berada di suatu tempat. Cara ini digunakan saat menghitung massa yang menyaksikan pelantikan Presiden Barack Obama periode pertama tahun 2009.

Langkah kedua: Ambil sampel. Fokus pada satu bagian kecil dari kerumunan, dan hitung kepadatannya. Pakar kerumunan University of Illinois, Clark McPhail, menyatakan seseorang dapat dengan nyaman berdiri dalam bidang seluas lima kaki persegi, atau setara 0,646 meter persegi. Dalam situasi ramai, setiap orang dapat menekan menjadi separuhnya. Tinggal dibagi dengan luas lokasi mereka berkerumun.

Langkah ketiga: Mengukur luas lokasi tempat demonstrasi berlangsung. Tahrir Square luasnya sekitar 490 ribu kaki persegi, menurut perkiraan badan intelijen swasta, Stratfor. Maka dengan asumsi satu orang berdiri di atas bidang selas 2,5 kaki persedi, maka sekitar 200 ribu orang berkumpul di Tahrir Square menuntut Mursi turun.

Ketode ketiga ini pernah digunakan oleh pakar jurnalisme University of California di Berkeley pada tahun 1960, yang ingin tahu berapa banyak demonstran anti-perang berada di luar kantornya. Tetapi meskipun kemajuan dalam citra overhead dan pemodelan statistik, analisis ini tampaknya akan terus mengundang kontroversi.

The National Park Service, misalnya, menggunakannya untuk mengestimasikan jumlah orang yang datang dalam sebuah kerumunan. Agensi ini kemudian menyatakan 400 orang orang hadir dalam 'Aksi Jalan Kaki Sejuta Orang' yang dihajat Louis Farrakhan. Ujungnya, Farrakhan mengancam akan menuntut dan agensi ini meralat angkanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, ada cara baru yang diungkapkan Clark McPhail, salah satu godfather dalam meramal jumlah orang dalam sebuah kerumunan. Ia mengaku menggunakan  Google Earth untuk mengakses Tahrir Square di Kairo dan melakukan perkiraan. Dengan asumsi tidak ada lalu lalang kendaraan dan bahwa semua jalur jalan raya yang melintasi Tahrir Square ditutup, maka luas alun-alun itu 84.000 kaki persegi. Pada perhitungn 5 kaki persegi per orang, tempat ini bisa menampung 16.876 orang. Ketika seseorang melihat foto, orang bisa mengatakan kepadatan lebih dekat ke 2,5 kaki persegi per orang. OMaka jumlah massa diperkirakan 33.752 orang.

"Kecurigaan saya adalah bahwa pertemuan itu menyebar ke dalam ruang sekitarnya yang muncul di peta Google Earth," katanya. Ada ruang segitiga di bagian atas citra Tahrir Square Google Earth serta persegi di bawah. Yang terakhir tidak persegi panjang sempurna tapi poligon multisudut.

Bidang "sgitiga" katanya, mampu menampung 14cribu orang pada perkiraan 5 kaki persegi, dan dua kali lipatnya pada 2,5 kaki persegi. Sedang bidang "persegi" menampung 21 ribu orang pada estimasi 5 kaki persegi perorang dan dua kali lipatnya ketika kerumunan sedang padat.

Gabungan daya dukung empat ruang adalah sekitar 380.457 kaki persegi, bisa menampung 76.091 orang pada 5 kaki persegi per orang atau 150.183 orang pada ukuran 2,5 kaki persegi.

Jadi, angka 200 ribu lebih mendekati ketimbang sejuta orang seperti yang digembar-gemborkan semula. "Saya tak bisa membayangkan kalau sejuta orang masuk ke tempat ini," katanya.

WIRED | TRIP B


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia