TEMPO.CO,Surabaya - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Surabaya, Soekowardojo, mengatakan tingkat keamanan mesin anjungan tunai mandiri (ATM), masih lemah. Banyak mesin ATM yang belum dilengkapi sensor untuk membaca keluar masuknya uang.
Hal itu terlihat pada kasus pembobolan ATM lewat modus mematikan listrik yang berhasil diungkap polisi di Surabaya dua hari lalu . "Seharusnya ketika listrik mati dan uang sudah keluar, sensor bisa membaca itu," ujarnya kepada Tempo, Selasa 9 Juli 2013.
Baca Juga:
Soekowardojo menduga, modus pembobolan ATM dengan mematikan listrik juga melibatkan internal bank bersangkutan atau paling tidak rekanan bank. Orang dalam itu menginformasikan bahwa mesin ATM di suatu tempat belum dilengkapi sensor pembaca. Kejadian ini akan menjadi masukan bagi BI dan perbankan lainnya untuk lebih meningkatkan pengawasan dan memperbaiki sistem keamanan mesin ATM.
"Mungkin masih ada mesin ATM yang belum dilengkapi sensor, ini dugaan saya," kata Soekowardojo.
Kepala Perwakilan Bank BNI Wilayah Surabaya, Dasuki Amsir, memastikan seluruh mesin ATM BNI sudah dilengkapi sensor pembaca. Begitu uang keluar meski listrik mati, mesin ATM secara otomatis mencatat terdebit. Dari pantauan BNI Jawa Timur, Dasuki melihat belum ada kerugian akibat modus pembobolan ATM lewat listrik mati.
Dasuki justru cemas dengan modus penggunaan kartu ATM palsu. Caranya, mulut kartu ATM disisipi dengan card tripping yang bisa membaca nomor PIN dan data pribadi pemegang kartu ATM. Tapi, modus ini sudah diantisipasi Bank BNI dengan menambah teknologi keamanan mesin ATM BNI. "Semua ATM BNI sudah dilengkapi sensor. Jadi begitu uang keluar dan listrik mati, tetap tercatat saldo berkurang," kata dia.
Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya membongkar modus baru pembobolan ATM. Pelaku bisa mengeluarkan uang tanpa mengurangi saldo rekeningnya. Caranya dengan mencabut stop kontak mesin ATM. Tersangka yaitu Rudi Hermawan, 34 tahun, warga Lampung Selatan dan Irfan Yuza, 23 tahun dan sepupunya Vivit Candra, 34 tahun.
Saat beraksi, pelaku terlebih dahulu menarik uang tunai dari rekening yang dimilikinya. Setelah kartu ATM diambil, disusul dengan keluarnya uang, pelaku pun mematikan aliran listrik mesin. Kerugian ditaksir mencapai Rp 286 juta.
DIANANTA P. SUMEDI