TEMPO.CO, Medan - Humas Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara, Hasran mengatakan, belum dapat dipastikan adanya narapidana LP Tanjung Gusta Klas I Medan, kabur. "Info itu masih simpang siur, kami belum dapat masuk ke dalam LP," kata Hasran kepada Tempo, Kamis malam, 11 Juli 2013. "Belum valid (info itu).'
Namun dia, tidak menutup kemungkinan napi lari dari Lapas. "Kemungkinan kaburnya dari portal utama," kata Hasran.Pengamatan Tempo, puluhan petugas kepolisian dan TNI berjaga di depan portal utama menuju Lapas. Sejak pukul 19.30 WIB, tidak tampak adanya napi berusaha keluar dari portal utama. Pintu portal masih tertutup. Di balik portal, kobaran api hingga pukul 22.38 WIB, masih menyala.
Menurut Hasran, kronologi kerusuhan bermula dari protes narapidana terhadapan pemadaman listrik. "Satu hari ini listrik padam," kata dia. Protes napi semakin meluas jelang berbuka puasa. Saat protes narapidana LP Tanjung Gusta yang diperkirakan berjumlah 2.600 napi, semakin beringas. "Saat kerusuhan ada tiga sipir," kata Hasran.
Sementara Wakil Menteri Departemen hukum dan hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, mengeluarkan rilis mengenai insiden di Tanjung Gusta malam ini.
Terjadi kerusuhan menjelang berbuka puasa situasi di Lapas Tanjung Gusta Medan. Lapas dibakar dan dirusak. Untuk mengembalikan ketertiban kami bekerjasama dengan aparat kepolisian. Saya sendiri langsung berkomunikasi dengan Kapolri untuk memastikan bantuan keamanan. Koordinasi juga dilakukan dengan pemadam kebakaran.
Sampai malam ini pukul 21:30, detail kronologis penyebab kejadian, berapa napi yang melarikan diri, masih belum akurat. Konsentrasi kami masih untuk mengembalikan keamanan dan memadamkan api yang masih membakar beberapa bagian lapas.
Informasi awal, kerusuhan disebabkan sejak pagi hari ini listrik padam dan menyebabkan sulitnya supply air. Petugas sudah mencoba menggunakan genset untuk menyalakan listrik, namun gesekan terlanjur terjadi. Berapa napi yang lari harus dihitung ulang setelah kondisi lebih tertib, namun laporan awal yang kami terima sekitar 150-an orang.
Perlu juga diketahui, berdasarkan laporan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP), jumlah hunian di Lapas Tanjung Gusta per hari ini (11 Juli 2013) adalah 2.600 orang, terdiri dari 2594 orang napi dan 6 orang tahanan. Jumlah itu melebihi kuota sampai 247% dari kapasitas maksimal lapas yang seharusnya hanya 1054 orang.
Persoalan kapasitas yang berlebih itu bukan hanya tipikal Medan, tetapi rata-rata lapas kota-kota besar di Indonesia. Sejauh ini, kondisi tetap aman karena kerja keras petugas yang melakukan pendekatan lebih personal, tidak hanya bersandar pada kekuatan penjagaan semata.
Demikian informasi awal dari kami, keterangan lebih lengkap dan rinci akan disampaikan setelah situasi memungkinkan untuk mengumpulkan data yang lebih akurat.
SOETANA MONANG HASIBUAN|ANTO