TEMPO.CO, Jayapura - Saksi kerusuhan di Gedung Olahraga Kota Lama, Nabire, Eren mengungkapkan lemparan kursi plastik dari seorang pendukung petinju yang kalah menjadi pemicu kepanikan penonton tinju piala bupati. Ketika para penonton yang berjumlah 1.500 orang itu berebut untuk keluar, hanya satu pintu yang dibuka oleh panitia.
"Dari lima pintu di GOR, hanya satu yang dibuka, yaitu pintu besar di bagian depan, sementara dua pintu kecil di samping kiri dan kanan ditutup," katanya, Senin 15 Juli 2013.
Eren menjelaskan luas kawasan GOR sekitar 60 x 100 meter. Sedangkan, luas gedung kira-kira 30 x 50 meter. Namun, ketika kejadian ruangan itu diisi sekitar 1.500 orang, padahal kapasitas maksimal hanya 900 orang. Bahkan, panitia sempat membebaskan biaya karcis masuk karena melonjaknya jumlah penonton. "Ketika orang saling berebut keluar, banyak yang menjadi korban terinjak-injak," katanya.
GOR Nabire terdiri dari dua tribun, di samping kiri dan kanan. Sementara di bawah tribun, ditempatkan kursi plastik bagi penonton di bagian bawah. Ring tinju itu terletak ditengah gedung.
Sementara itu, kepolisian bersama pemerintah Nabire sore ini masih melangsungkan rapat tertutup terkait insiden GOR Nabire. "Saya masih dengan Kapolda, nanti lagi saya cerita," kata Bupati Nabire Isaias Douw. Isaias adalah salah satu korban rusuh namun berhasil diselamatkan.
Pertandingan Tinju Piala Bupati Nabire ini rutin diadakan setahun sekali. Bupati Isaias menyaksikan pertandingan itu bersama ribuan penonton dalam gedung. "Kami masih menyelidiki kasus ini," kata Kepala Kepolisian Resor Kabupaten Nabire Ajun Komisaris Besar Polisi Bahara Marpaung.
JERRY OMONA