TEMPO.CO, Jakarta - Fasilitas proyek vaksin flu burung untuk manusia di berbagai daerah mangkrak. Seperti bakal pabrik vaksin flu burung di Pasteur, Bandung. Saat ini bangunan empat lantai di seberang Instalasi Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin, Bandung, itu tidak terurus. Saat Tempo ke sana akhir bulan lalu, bangunan itu dikeliling garis polisi, rumput liar tumbuh meninggi di sekitarnya.
Ada tiga bangunan di sana, satu besar, yang lainnya berukuran sedang. Rencananya Bio Farma akan menjadi pengelola pabrik vaksin bernilai Rp 40,91 miliar itu. Pada 2008, berbagai mesin untuk proyek vaksin sudah dipasang.
Baca Juga:
Tapi pada 2012, setelah Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian RI menyelidiki dugaan korupsi proyek vaksin flu burung, kegiatan pabrik dihentikan. Pabrik tutup hingga sekarang. Lantaran hampir satu tahun tidak terurus, mesin-mesin yang telanjur dipasang bisa jadi sudah rusak atau tak berfungsi lagi (baca rubrik investigasi Majalah Tempo edisi 15-21 Juli 2013).
Hal sama juga terjadi pada fasilitas chicken breeding di Cisarua, Bandung, yang menghabiskan anggaran Rp 32,239 miliar. Sedangkan di Surabaya, proyek vaksin yang melibatkan Biosafety Laboratorium 3 (BSL-3) Universitas Airlangga juga tersendat.
Penyelewengan dana proyek vaksin flu burung untuk manusia bermula pada 2008, ketika Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari menetapkan PT Anugerah Nusantara sebagai pemenang tender. Mengingat Anugerah baru berdiri pada 2008 itu, mempercayakan pengadaan peralatan fasilitas produksi, riset, dan alih teknologi vaksin flu burung senilai Rp 718,8 miliar kepada Anugerah boleh dibilang keputusan yang amat berani.
Setelah menggantikan Siti Fadilah Supari sebagai Menteri Kesehatan pada 2009, Endang Rahayu Sedyaningsih menetapkan PT Exartech Technology, perusahaan Nazaruddin lainnya yang menggandeng PT Pembangunan Perumahan (Persero), sebagai pemenang proyek system connecting dan riset chicken breeding di Bandung. Nilai kontraknya Rp 663,4 miliar.
Tahun lalu, Badan Pemeriksa Keuangan menemukan penyelewengan di kedua proyek tersebut. Diduga pelakunya berasal dari Kementerian Kesehatan, PT Anugerah Nusantara, PT Bio Farma, dan Universitas Airlangga. Dari total duit negara Rp 926,295 miliar yang cair untuk kedua proyek itu, negara dirugikan Rp 347,454 miliar dan Rp 107,16 miliar.
TIM INVESTIGASI
Topik Terhangat
Hambalang Jilid 2 | Rusuh Nabire | Pemasok Narkoba | Eksekutor Cebongan
Berita Terkait:
Kapal BBM Karam, Pertamina Jamin Pasokan
Kapal Pengangkut BBM Tenggelam di Selat Pukuafu
Imigran Gelap Tertangkap di Sulawesi Tenggara